spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dulu Dicibir Kini Diapresiasi, Podcast Meja Tamu Hadirkan Forkesi, Orangtua dengan Anak Berkebutuhan Khusus

Setiap anak yang lahir ke dunia adalah titipan dan anugerah terindah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Meskipun beberapa di antara mereka dilahirkan dengan perbedaan, namun bagi orang tua mereka, tentu ini menjadi sebuah keistimewaan sekaligus tantangan dalam mendampingi tumbuh kembangnya. Berdiri Sejak 2019, Forum Keluarga Spesial (Forkesi) Bontang hadir menjadi wadah bagi  orang tua yang memiliki Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau disabilitas di Kota Taman.

Podcast “Meja Tamu” alias Media-Praja Tatap Muka kembali  hadir, Rabu (22/8/2021). Program kerjasama antara mediakaltim.com bersama Radio Praja TV, serta didukung Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Bontang, di episode kedua ini masih membahas seputar tumbuh kembang anak dengan mengangkat tema “Anakku Tidak Berbeda, Mereka Istimewa”. Diskusi dipandu wartawati Media Kaltim, Annisa Hashifah, dengan mengundang dua narasumber, Cucu Astri Yulani dan Winangsih. Keduanya merupakan pengurus Forkesi Bontang. Podcast ditayangkan secara streaming melalui kanal YouTube Praja TV Bontang.

Cucu menceritakan, Forkesi dibentuk sebagai wadah komunikasi dan saling bertukar informasi orang tua, terkait penanganan tumbuh kembang anak dengan kondisi disabilitas atau ABK di Kota Taman. Di sisi lain, sebagai sarana bergandeng tangan untuk saling mendukung dan menguatkan, bahwa cobaan yang mereka hadapi tidak hanya dibebankan kepada mereka seorang. Tapi juga dialami beberapa orang tua lain. “Awalnya kami ada tempat terapi (ABK) atau tempat sekolah yang berbeda-beda. Lalu berdirilah wadah atau komunitas yang intinya tempat kami saling belajar untuk kemajuan anak-anak kita,” ujar Cucu.

BACA JUGA :  Palsukan Dokumen Swab Antigen, Empat Calon Penumpang Kapal Diamankan Polisi

Awal terbentuk, kata Cucu, anggota Forkesi hanya berjumlah 12 orang. Namun seiring berjalannya waktu, kini sudah mencapai 134 orang. Berbagai stigma hingga cibiran terhadap kondisi anak, sering dialami dari tetangga atau lingkungan mereka. Bukan hanya dari kalangan anak sebaya, tapi juga kalangan dewasa. “Namun dua tahun terakhir perkembangannnya sudah cukup bagus. Kini sudah banyak yang care (peduli). Kalau dulu itu seperti diasingkan,” tutur Wiwin, –sapaan akrab Winangsih– menambahkan.

Kehadiran Forkesi, perlahan juga mulai dilirik Pemkot Bontang. Kini, Forkesi telah menjadi salah satu mitra dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB). Berbagai program dan inovasi berkaitan dengan ABK, DPPKB selalu menggandeng Forkesi. Diantaranya dimintai pendapat terkait program Taman Ramah Anak yang ada di Taman Adipura Bontang Kuala. Termasuk mengusulkan adanya permainan edukatif untuk melatih saraf motorik ABK.

Baik Wiwin maupun Cucu, sama-sama berharap anak-anak mereka kelak bisa menjalani kehidupan seperti orang pada umumnya, tidak ada bullying atau perundungan, diskriminasi, dan tidak kesulitan mencarikan mereka sekolah yang tepat. Di sisi lain, para orang tua yang memiliki ABK diminta tidak mudah menyerah, dan selalu menstimulus perkembangan anak di rumah. (bms)

BACA JUGA :  Disnaker Buka Posko Pengaduan, Karyawan Bisa Laporkan Perusahaan Langgar UMK
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img