TANJUNG REDEB – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Ilyas Natsir, mengungkapkan keinginannya agar makanan khas Berau seperti bubur ancur paddas dapat disajikan di setiap hotel di Bumi Batiwakkal.
Itu katanya, sebagai upaya melestarikan kearifan kuliner lokal agar terus ada dan diketahui khalayak umum.
Melihat antusias peserta yang mengikuti perlombaan makanan khas Berau dalam rangka Hari Jadi ke-71 Kabupaten Berau dan ke-214 tahun Kota Tanjung Redeb, dirinya yakin itu bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang ke Berau.
“MoU tersebut sudah kami lakukan pada saat penutupan Berau Expo awal September yang lalu. Alhamdulillah respons pihak hotel juga menyambut dengan baik,” ucapnya.
Setelah MoU tersebut, diharapkan ada tindaklanjut berupa perjanjian kerja sama dengan para pelaku usaha. Jika memang ada kendala, Diskoperindag tentu bakal mendampingi untuk melengkapi apa yang menjadi kekurangan hingga tuntas.
“Kalau kita mau serius, kita tidak boleh lepas. Produk lokal harus ada di perhotelan,” tuturnya.
Itu adalah salah satu upaya Pemkab Berau dalam memperluas jaringan pemasaran produk lokal. “Dengan adanya tempat pemasaran yang lebih luas, pelaku usaha juga harus semakin meningkatkan hasil produksi lokal yang dijual, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya,” katanya.
Pemkab Berau berkomitmen mendorong event berskala nasional untuk dilakukan di Berau, sehingga berdampak pada tingkat okupansi hotel dan tentunya terjadi pergerakan ekonomi di Kabupaten yang Berau semakin banyak.
“Sehingga terjadi simbiosis mutualisme, pihak hotel membantu kita memasarkan produk lokal,” imbuhnya.
Menanggapi wacana itu, Bupati Berau, Sri Juniarsih menyebut siap mendukung sepenuhnya. Sebab, dinilainya makanan khas Bumi Batiwakkal memang wajib diperkenalkan.
“Jika masuk ke perhotelan tentu wisatawan yang datang juga bisa mengetahui makanan khas yang kita miliki,” sebutnya.
Selain itu, Sri juga menilai dengan masuknya makanan khas Berau menjadi menu di perhotelan tentu akan berdampak positif ke ekonomi UMKM.
“Selain destinasi wisata, kita harus memperkenalkan makanan khas yang dimiliki. Ini harus menjadi perhatian bersama,” tegasnya.
Kendati demikian, bupati perempuan pertama di kabupaten paling utara Kaltim ini berharap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dapat berupaya dengan maksimal agar makanan khas Berau dapat menjadi menu di perhotelan.
“Pihak hotel juga harus mendukung, selain untuk memperkenalkan ke pengunjung, tentunya bisa menjadi menu andalan juga,” tandasnya. (adv/dez)