spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Duh…Tingkat Kemantapan Jalan di Kaltim Terendah Se-Indonesia

SANGATTA –  Tingkat kemantapan jalan di Kaltim saat ini masih paling rendah di seluruh Indonesia yaitu sebesar 79%. Oleh karena itulah, semua kontrak pekerjaan akan dijadikan multi years contract agar terus berkelanjutan sehingga bisa mencapai target tahun 2024 yaitu kemantapan jalan di atas 90 persen.

Hal itu diungkapkan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur Junaidi saat mendampingi kunjungan kerja (Kunker) Komisi V DPR RI ke Kutai Timur selama dua hari, 20-21 Desember 2021.

Dijelaskannya, program strategis penanganan jalan di Kaltim akan berfokus pada penambahan kemantapan jalan, penyelesaian program konektivitas jalan perbatasan, dan penyiapan infrastruktur pendukung Ibu Kota Negara (IKN).

Pada kunker tersebut, dilakukan peninjauan di dua lokasi yaitu jalan akses Pelabuhan Keminyakan dan Jalan Sp. 3 Lempake – Sp.3 Sambera – Santan.

Junaidi menjelaskan, pekerjaan konstruksi jalan akses Pelabuhan Keminyakan berupa jembatan pile slab dengan panjang 895 meter dan lebar 3,5 meter. Pekerjaan konstruksi akan dilakukan pada tahun 2022-2024 dengan biaya Rp220 miliar.

BACA JUGA :  Pileg 2024, Makmur HAPK Masih di Beringin?

“Jalan akses ini dibangun untuk mendukung fungsi Pelabuhan Keminyakan agar dapat mempercepat pergerakan keluar masuk barang di Kutai Timur sehingga dapat menekan biaya kebutuhan pokok di kota Sangatta dan sekitarnya yang sebelumnya menggunakan pelabuhan di Kota Bontang,” terangnya seperti dikutip dari laman resmi Kementrian PUPR.

Sedangkan pekerjaan preservasi Jalan Sp. 3 Lempake – Sp.3 Sambera – Santan dilakukan karena selama dua tahun terakhir jalan tersebut mengalami banyak kerusakan yang disebabkan oleh banyaknya genangan air di jalan sehingga jalan menjadi cepat retak.

Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh lumpur sedimen dari lokasi-lokasi pertambangan yang mengalir ke jalan saat hujan dan menutup saluran-saluran air di sekitar jalan.

“Kita sudah membuat shortcut sepanjang 4 km di dua lokasi yang sudah tembus ke sungai agar jalan tidak kebanjiran pada saat hujan. Pertama kita akan fokus pada pengurasan drainase, kemudian dinaikkan badan jalannya dan dibeton,” ujar Junaidi.

Jalan Sp. 3 Lempake – Sp.3 Sambera – Santan yang memiliki total panjang 52,71 km berfungsi sebagai jalan penghubung kota-kota di Kaltim menuju Bandara Udara Samarinda dan sebagai jalan penghubung menuju kilang minyak Bontang dan Tanjung Santan.

BACA JUGA :  Pergantian Ketua DPRD Berlarut-larut, Golkar Segera Tempuh Upaya Hukum

Pekerjaan preservasi Jalan Sp. 3 Lempake – Sp.3 Sambera – Santan sudah mulai dilaksanakan sejak Juni 2021 dan ditargetkan selesai pada Desember 2023 dengan biaya sebesar Rp227 miliar.

Sementara itu, Komisi V DPR RI mengharapkan dengan adanya pekerjaan pembangunan dan preservasi jalan tersebut, konektivitas antar wilayah di Kalimantan Timur menjadi lebih lancar. Konektivitas antar wilayah yang baik akan mendorong perbaikan ekonomi masyarakat Kalimantan Timur menjadi lebih baik lagi.

Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras mengapresiasi program-program yang telah direncanakan oleh Kementerian PUPR dalam rangka meningkatkan kualitas jalan di Kaltim, khususnya Kutai Timur.

“Sebagai kota penyangga IKN, kita harapkan Kutai Timur mendapatkan perlakuan khusus untuk mengejar ketertinggalan infrastruktur, khususnya di bidang infrastruktur jalan. Kita berharap semua kontrak multi years terkait pembangunan infrastruktur jalan ini dapat terselesaikan di tahun 2024 sehingga kita bisa mengejar ketertinggalan terutama pada tingkat kemantapan jalan,” pungkasnya. (mk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img