BONTANG – Proses pengerjaan proyek Masjid Terapung di perairan Selambai Kelurahan Loktuan dikhawatirkan anggota Komisi III DPRD Bontang, Faisal. Pria yang merupakan warga Loktuan itu sudah dua kali mendapati insiden kapal besar menyenggol tiang-tiang bangunan masjid.
Faisal mendesak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (DPUPRK) untuk menindaklanjuti insiden tersebut. Sebab jika tidak, akan berpengaruh terhadap keamanan bangunan masjid. “Mohon ini jadi perhatian agar tidak terulang lagi,” pintanya saat rapat kerja DPRD bersama Pemkot Bontang, (19/10/2021).
Menanggapi hal itu, Kepala DPUPRK Bontang, Tavip Nugroho mengaku telah bersurat ke pihak Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Bontang. Tujuannya agar mereka memberikan informasi ke setiap kapal yang masuk di area Pelabuhan Loktuan, untuk mengambil radius aman dari bangunan masjid. Adapun untuk pemasangan sarana pendukung keamanan (safety) masjid, sambung Tavip, hal itu baru bisa dilakukan di Tahun 2022. Sebab saat ini, pihaknya hanya fokus pada pengerjaan akhir (finishing) bangunan. “Dari hasil investigasi kami sejauh ini masih aman. Yang rusak justru kapalnya. Tapi kami berharap kejadian ini jangan sampai terulang lagi,” tandasnya.
Sebagai informasi, pembangunan masjid di atas laut itu ditarget rampung tahun ini. Sehingga awal 2022 mendatang, masjid sudah bisa diresmikan kemudian difungsikan untuk tempat ibadah. (bms/adv)