spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

DPU Terus Berupaya Kurangi Titik Banjir di Kota Balikpapan

BALIKPAPAN – Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Balikpapan terus berupaya mengurangi titik banjir di Kota Balikpapan. Hal ini  merupakan program prioritas Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud. Kepala DPU Kota Balikpapan, Rita mengatakan, sejak dimulainya pengerjaan proyek penanggulangan banjir, DPU menargetkan hingga tahun 2026 mendatang, titik banjir di Kota Balikpapan bisa terus dikurangi.

“Mudah-mudahan bisa terus kita kurangin hingga akhir 2026 mendatang titik banjir tersisa 16 saja. Di RPJMD 2021-2026 adalah 81 titik banjir.  Pada akhir 2022 lalu ada 60 titik banjir di Balikpapan,” ujarnya, Senin (25/9/2023).

Lebih lanjut Rita menjelaskan, sudah memilih titik banjir berdasarkan wilayah. Upaya yang dilakukan yakni pengadaan tanah untuk bendali di Kampung Timur, Wonorejo.

“Tahun ini sudah membayar seluruhnya. Karena kemarin sudah ada rapat tentang pembayaran pengadaan tanah, sudah selesai,” jelasnya.

Untuk pengadaan lahan bendali Ampal Hulu sejak tahun lalu anggaran sudah disiapkan. Bendali ini untuk menahan air yang berada di daerah saluran primer Ampal.

“Bendali ini luasnya 10 hektar, perencanaan di Balai. Proses pembebasan lahan ada Pemerintha Kota. Setelah clear akan dibantu Balai Wilayah Sungai (BWS),” tambahnya.

Kegiatan lainnya dilakukan yakni pengadaan pompa pengendalian banjir saluran primer Ampal, saluran tersier Ampar Lestari II, Drainase Jalan Perintis Batu Ampar, Drainase MT Haryono Depan Living Plaza, Drainase Ruhui Rahayu, Gorong-gorong Puspoyudo, Saluran sekunder Srat III, Saluran tersier Malioboro, Drainse RT 32 Karang Joang, Drainase RT 34 Sei Wein Kelurahan Joang, Normalisasi Saluran primer Pandansari, Saluran Masjid At Thoriq, Sal Primer Somber.

Untuk jangka pendek dilakukan normalisasi, pembersihan saluran, pembersihan rumah pompa. Sedangkan untuk jangka menengah mereboisasi lahan terbuka, menegakan garis sepadan sungai dan revitalisasi bendali perumahan dan kota.

“Jangka panjangnya itu normalisasi saluran, bangun-bangunan pengendali banjir, buat crossing dan buat saluran  ke arah laut dan membuat jetty,” ujar Rita lagi.

DAS Ampal merupakan titik banjir yang salah satunya hingga saat ini masih dikerjakan dan paling perioritas dalam pengendalian banjir di Kota Balikpapan.

Penyebab banjir juga disebabkan penumpukan sampah pada saluran yang menyebabkan dimensi saluran berkurang. Selain itu juga sedimentasi yang tinggi pada saluran, sehingga dataran rendah terjadi pada daerah hilir.

Penyebab lainya pembukaan lahan, baik untuk pemukiman atau lainya. Untuk daerah tinggi, DPU Balikpapan akan kordinasikan dan konsolidsikan kepada DLH dalam pembukan lahan secara sporadis. Sebab mereka yang membuka lahan untuk bangunan umum atau pengembangan perumahan harus ada izin yang dilalui.

“Tetapi kalau lahan dimiliki perseorangan, buka lahan itu teman-teman kesulitan untuk monev. Dari level bawah, Kelurahan hingga Kecamatan tapi ini terus dilakukan upaya-upaya di lapangan,” tutupnya.

Penulis: Aperianto
Editor: Nicha Ratnasari

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti