BALIKPAPAN – Komisi IV DPRD Kota Balikpapan beberapa waktu lalu telah mengunjungi lokasi pembangunan SD dan SMP Terpadu di Balikpapan Regency. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut hasil rapat beberapa waktu lalu dengan FORMAK dan pihak kontraktor yang membahas progres capaian pemetaan lahan di sekolah terpadu.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Balikpapan, Parlindungan, mengaku kecewa karena progres yang disampaikan tidak sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.
“Dan ketika sampai di lokasi, pihak kontraktor pun tidak ada. Bahkan kepala dinas juga tidak hadir,” ucap Parlindungan saat ditemui awak media di ruang Komisi IV, Jumat (28/4/2023).
Menurut Parlindungan, kunjungan ini sangat penting untuk dikoordinasikan. Namun, dengan tidak adanya pejabat yang berkompeten, artinya hal ini dianggap main-main.
Parlindungan menegaskan bahwa ini adalah salah satu bentuk pelecehan bagi DPRD Kota Balikpapan, terutama di Komisi IV. Karena bagaimanapun pihaknya sudah mengirimkan surat untuk melakukan pengamatan lapangan.
“Apalagi progres di lapangan tidak sesuai dengan yang telah dirapatkan. Ini juga merupakan suatu temuan yang harus ditindaklanjuti,” jelasnya.
Lebih lanjut, Parlindungan mengatakan bahwa koordinasi sangat diperlukan untuk mengetahui capaian di lapangan sesuai atau tidak dengan anggaran yang telah disepakati. Karena jika hanya berbicara di rapat, tentunya hanya melihat dari sisi kertas dan bukan keadaan yang sebenarnya di lapangan.
“Hari ini kami menyatakan bahwa Komisi IV merasa kecewa karena tidak dihargai kedatangannya ke lokasi itu untuk melihat situasi di lapangan,” tambahnya.
Ia juga memberikan masukan kepada pihak terkait untuk bisa menyampaikan hal itu secara real di lapangan, agar bisa sama-sama mengambil langkah yang harus dilakukan.
“Tetapi jika seperti ini, artinya mereka tidak mau diawasi. Sementara kami berfungsi untuk melakukan pengawasan,” tegasnya.
Seperti yang diketahui, seharusnya progres pembangunan sudah mencapai 23 persen hingga saat ini. Namun, konsultan melaporkan bahwa progres tersebut minus 3 persen dari target. Tentunya hal ini sangat berbahaya jika setiap bulan terus mengalami penurunan sebesar 3 persen. (ADV/DPRD Balikpapan/Bom)