SAMARINDA – Pemprov Kaltim diminta untuk memikirkan nasib anjungan Kaltim yang ada di kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Jika ingin digunakan sebagai simbol jati diri Kaltim, sekaligus wadah promosi dan pusat informasi wisata kabupaten/kota se-Kaltim, hendaknya ada upaya maksimal untuk mewujudkannya.
Hal ini dikatakan anggota Komisi II DPRD Kaltim Sapto Setyo Pramono saat meninjau anjungan, pada pekan lalu. Dalam lawatannya, rombongan Komisi II DPRD Kaltim diterima langsung Kepala Badan Penghubung Jakarta Abdul Munif.
Menurut Sapto, hanya dengan melihat anjungan Kaltim di TMII, orang luar Kaltim atau malah warga asing, bisa tahu potensi yang dimiliki Benua Etam.
“Misalkan etnik Berau, bisa dengan dibuat semacam sejarah singkat Berau. Sejarah budaya dari hulu sampai hilir. Sehingga, orang bisa menggali informasi dan menimbulkan ketertarikan untuk berkunjung ke Berau,” beber politikus Golkar ini.
Maksudnya, lanjut Sapto, orang belajar tidak separuh-separuh. Tidak hanya melihat semacam patung, ataupun benda-benda saja. Tetapi juga harus ada digitalisasi penjelasan atau sejarah suatu daerah dan ciri khas budaya dan adatnya. Dengan begitu, potensi wisatanya seperti apa ditampilkan dalam bentuk digital.
Potensi ini perlu dibangun, sehingga orang yang berkunjung ke anjungan Kaltim mudah untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai kondisi atau unggulan suatu daerah. “Untuk saat ini, tidak bisa kita hanya bergantung pada gambar dan leaflet. Sekarang ini, kita harus mengikuti perkembangan teknologi,” usulnya.
Dalam proses rencana pembangunan fasilitas anjungan nantinya, perlu dilakukan perencanaan yang baik dan sistematis. “Dalam hal ini, bagaimana nuansa etnik Kaltim yang heterogen bisa menjadi ciri khas dan budaya Kaltim,” ungkapnya lagi.
Dalam kesempatan itu, Sapto meyakini, Komisi II DPRD Kaltim akan siap memberi dukungan anggaran selama itu tidak menyalahi aturan. “Sepanjang itu demi kemaslahatan Kaltim, kita dukung. Karena, dengan budaya kita dikenal, termasuk pariwisatanya, akan berdampak juga pada pendapatan dan ekonomi daerah,” jelasnya.
Dengan peningkatan promosi yang ditunjang dengan fasilitas yang memadai, akan menumbuhkan ekonomi kerakyatan daerah, hingga UMKM. “Ini akan saling berkaitan, dan semua itu berawal dari promosi di Rumah Besar Kaltim yang ada di TMII,” ucapnya.
Sapto meminta, perbaikan anjungan bertahap dan berkelanjutan. Sebab jika pengerjaannya setengah-setengah akan percuma. (adv)