PPU – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mempersiapkan profil keanekaragaman hayati bertujuan untuk menginventarisasi keberagaman flora dan fauna endemik di wilayah tersebut. Kepala Bidang Tata Lingkungan DLH Kabupaten PPU, Rohmat Agus Purwanto, menjelaskan bahwa kegiatan ini akan membantu dalam mengenali potensi alam yang ada di daerah tersebut.
“Kami melihat, apa saja yang ada di tiga kecamatan, baik di Babulu, Waru, dan Penajam,” ujarnya.
Dalam proses ini, DLH akan mengumpulkan informasi dari masing-masing kecamatan untuk disampaikan kepada pihak konsultan yang akan melakukan inventarisasi. Intervensi ini juga melibatkan perusahaan yang beroperasi di PPU, seperti PT Sukses Tani Nusasubur (STN) yang merupakan bagian dari Astra Group, serta PT Kebun Mandiri Sejahtera (KMS) yang berfokus pada konservasi keanekaragaman hayati.
“Output atau hasil dari kegiatan ini akan memungkinkan PPU untuk membuat Taman Keanekaragaman Hayati (TKH),” lanjut Agus.
Ia menambahkan bahwa hasil dari kegiatan ini dapat menjadi materi pembelajaran bagi generasi muda Kabupaten PPU terkait keragaman endemik yang dilindungi dan dipelihara. Agus juga menjelaskan bahwa profil keanekaragaman hayati yang dihasilkan dari konsultasi publik ini akan menjadi bahan dasar untuk menyusun rencana induk pengelolaan keanekaragaman hayati yang dibagi dalam zonasi, baik untuk zona daratan maupun perairan.
“Untuk jumlah pastinya nanti akan kami sampaikan pada hasil akhir. Namun, sebagian sudah kami petakan,” ujarnya.
Ia memberikan contoh kekayaan alam Tana Benuo Taka yang tidak hanya berasal dari dalam perut bumi, tetapi juga melalui keberagaman flora dan fauna. Contohnya, terdapat enam jenis burung endemik Rangkong yang tersebar di Kabupaten PPU. Salah satunya adalah Rangkong Badak dengan nama latin Buceros rhinoceros, yang berkembang di hutan konservasi lahan perkebunan sawit.
Dengan inisiatif ini, DLH Kabupaten PPU berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat. Tentang pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati dan memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan.
“Ada enam varietas Rangkong di lahan konservasi PT STN, sedangkan di seluruh Indonesia terdapat 13 varietas,” tutupnya. (ADV/DiskominfoPPU/SBK)