spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

DLH Paser Kembangkan Budidaya Serai Wangi Diolah Jadi Minyak Atsiri

PASER – Taman Hutan Raya (Tahura) Lati Petangis Kecamatan Batu Engau Kabupaten Paser selain mengembangkan pariwisata alam, juga mengembangkan budidaya serai wangi di lahan 14 hektar yang bisa diolah menjadi minyak atsiri.

Kabid Pengelolaan Tahura Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Paser, Teguh Haryanto menuturkan untuk pengolahannya melalui penyulingan, bahkan limbahnya bisa diproduksi kembali menjadi sabun cuci piring, pelembut pakaian dan balsam.

“Bahan pokoknya, tanaman serai wangi ini sedang kita kembangkan. Sudah ada contohnya, dari tanaman itu bisa kita ambil minyaknya untuk parfum. Limbahnya, bisa diproduksi lagi menjadi sabun, pelembut pakaian, dan balsam,” kata Teguh.

Bekerjasama dengan kelompok wanita tani di empat desa yaitu Saing Prupuk, Petangis, Tabru, dan Mengkudu, Tahura Lati dari DLH Paser sedang mengembangkan bahan pokok untuk produksi tersebut.

Selain menghasilkan secara ekonomi dan merangsang para kelompok tani, juga menjadikan tanaman serai wangi yang ditanam di lahan terbuka dan lereng di kawasan konservasi berfungsi sebagai penahan laju erosi.

BACA JUGA :  Mantan Pj Kades Sandeley, DPO Korupsi ADD 2015-2016 Tertangkap di Jombang

“Sehingga keberadaan kawasan Tahura bisa lestari secara lingkungan, dan lestari pula secara sosial dan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Ia menambahkan, untuk produksi skala besar, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan pengusaha yang siap membeli minyak atsiri. “Karena minyak yang dihasilkan nanti untuk dieskpor, maka kita komunikasinya melalui pengusaha dari Atsiri,” tuturnya.

Idealnya, lanjut Teguh, untuk produksi skala besar, lahan 10 hektare sudah cukup untuk memenuhi pabrik. Saat ini Tahura memiliki gedung penyulingan, yang berisi dua mesin. Satu mesin untuk menyuling serai, dan mesin lainnya untuk menyuling nilam.

Ia menceritakan baru-baru ini kelompok tani setempat sudah pernah panen 18 rumpun serai, kurang lebih sebanyak 200 kilogram, yang dihargai Rp500 per kilogramnya.

Jika nanti target produksi sudah besar, sebagai komitmen kerjasama usaha, Tahura Paser akan menjadwalkan penandatanganan kerjasama antara Bupati Paser dengan pengusaha yang tergabung di Dewan Atsiri.

“Sudah ada pembicaraan dengan mereka. Prinsipnya mereka siap menampung hasil penyulingan minyak atsiri Tahura,” tegas Teguh. (bs)

BACA JUGA :  ETLE di Paser Tidak Berjalan, Dishub Paser Tidak Akomodir Pengadaan
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img