spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

DKP Kutim Inisiasi Konsumsi Umbi-umbian Dalam Diversifikasi Pangan

SANGATTA– Kebanyakan masyarakat menjadikan beras sebagai sumber pangan utama, ketergantungan terhadap konsumsi beras sangat tinggi.

Pemerintah Kutim menargetkan hingga tahun 2024 diharapkan turun menjadi 85 kg per orang per tahun.  Salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan konsumsi beras yaitu harus diselingi dengan mengonsumsi pangan lokal, misal yang terbuat dari umbi-umbian seperti ubi kayu atau singkong dan ubi rambat.

Pola pikir harus diubah bahwa beras bukan satu-satunya sumber karbohidrat.  Kabid Distribusi dan Harga Pangan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kutim Guppiansyah mengungkapkan hal tersebut saat ditemui, Rabu (7/12/2022).

“Diversifikasi pangan adalah salah satu cara mewujudkan ketahanan pangan, dan ini merupakan tanggung jawab bersama serta diversifikasi pangan harus terus digalakkan, mengingat ketersediaan pangan lokal non beras juga menjadi prioritas untuk dipertahankan dan dikembangkan,” ujarnya.

Menurut Guppiansyah, petani dan kelompok tani di beberapa wilayah Kutai Timur (Kutim) senantiasa harus didorong untuk tetap menanam umbi-umbian seperti ubi jalar, ketela dan lainnya.

“Kita mendorong beberapa kecamatan yang ada agar mengoptimalkan menanam umbi-umbian sebagai pengganti beras,” katanya.

Guppiansyah menambahkan yang penting kebutuhan masyarakat akan umbi-umbian tetap terpenuhi. Contohnya ketela bisa diolah secara rumahan menjadi panganan berbagai macam jenis seperti, kripik, ubi rebus, ubi goreng, tela-tela, getuk dan beberapa olahan kue lainnya.

“Sampai saat ini pasokan umbi-umbian masih tercukupi, kita bisa lihat setiap hari di beberapa lokasi pasar selalu tersedia, dengan harga yang terjangkau,” pungkasnya. (ref/ADV)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti