SANGATTA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Timur (Kutim) mengakui temuan kasus penderita Tuberculosis (TBC) masih tinggi. Namun Dinkes Kutim tidak menyebutkan jumlah tingginya temuan kasus TBC.
Kepala Dinkes Kutim dr Bahrani Hasanal menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya penderita TBC. Menurutnya dari beberapa faktor penyebab, di antaranya lingkungan yang padat penduduk yang kumuh. “Faktor lainnya yaitu imunitas atau asupan nutrisi yang kurang,” ujar Bahrani.
Selain dua faktor tersebut, Bahrani juga menyebutkan faktor faktor lainnya, seperti kebiasaan buruk masyarakat yang tidak menjaga pola hidup sehat. Salah satunya kebiasaan merokok, juga diindikasikan menjadi faktor penyebab masih banyaknya penderita TBC.
“Bisa juga dipengaruhi oleh faktor komorbid, misalnya seperti HIV dan Diabetes Melitus (DM),” sebut mantan Direktur RSUD Kudungga itu.
Sementara di lihat dari faktor usia, lanjut Bahrani berdasarkan kelompok umur, semakin tua umur seseorang maka risiko untuk terjadinya TBC semakin tinggi. Untuk itu Dinkes Kutim telah menjalankan program untuk mencegah penularan TBC.
Antara lain melakukan investigasi kontak guna mendeteksi kasus TBC dengan melakukan skrining atau tracing penyakit. “Dengan sasaran kontak serumah atau yang kontak erat dengan penderita sedini mungkin,” sebut Bahrani.
Bahrani menambahkan, pihaknya juga menggencarkan imunisasi BCG. Disertai dengan mengedukasi masyarakat tentang TBC. Dalam hal edukasi ini menurutnya dilakukan melalui program promosi kesehatan Puskesmas.
“Ada juga pemberian terapi pencegahan Tuberkulosis (TPT) ke kontak serumah pasien TBC untuk mencegah terjadinya Penularan TBC laten,” katanya lagi.
Karenanya menurut Bahrani penting juga bagi masyarakat dalam menjaga kesehatan khususnya menangkal TBC. TBC dapat ditangkal dengan cara menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan sirkulasi di tempat tinggal berjalan baik. “Memberikan vaksinasi BCG untuk bayi yang baru lahir,” kata Bahrani.
Bahrani juga menyampaikan pesan kepada masyarakat agar dapat menerapkan etika saat bersin dan batuk. Menjaga asupan nutrisi yang seimbang dan membekali diri dengan informasi gejala TBC. “Apabila mengalami gejala tersebut bisa langsung memeriksakan diri dan keluarga ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat,” tutup Bahrani. (ref/ADV)