SAMARINDA– Provinsi Kalimantan Timur tak masuk daftar 12 provinsi yang diminta melakukan percepatan penurunan stunting. Meski demikian, Dinas Kesehatan Kaltim terus melakukan upaya untuk menekan angka stunting.
Hal ini dilakukan, dalam rangka mengejar target pemerintah pusat, yang telah menargetkan akselerasi penanganan stunting menjadi 14% pada akhir tahun 2024.
Sebagai informasi, dalam siaran pers Kementerian Kesehatan, tujuh daerah diantaranya Nusa Tenggara Timur (NTT), Sumatera Barat, Aceh, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tenggara, menjadi provinsi yang menjadi fokus untuk diturunkan angka stuntingnya.
Termasuk 5 provinsi dengan jumlah kasus terbesar yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Banten.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Jaya Mualimin, menyebutkan, pihaknya terus melakukan intervensi untuk menekan angka stunting. Mulai dari intervensi yang dilakukan sebelum bayi lahir, melalui remaja putri mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), ibu hamil mengonsumsi tablet TTD selama kehamilan, ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) mendapat tambahan asupan gizi.
“Kita sudah laksanakan sejumlah kegiatan seperti pemeriksaan hemoglobin pada remaja putri, sosialisai tentang stunting, dan pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri dan ibu hamil,” jelasnya beberapa waktu lalu.
Jaya Mualimin optimistis target pemerintah untuk menurunkan angka stunting hingga 14% pada tahun 2024 dapat terealisasi. Bahkan ia meyakini angka stunting di Bumi Etam berada di bawah target pemerintah pusat.
“Sehingga seusai dengan indikator kita menurun 22,8 persen stunting di Kaltim menjadi 14 persen secara progresif dapat kita dapatkan 2024. Kita masih punya dua tahun, Kaltim mudah-mudahan bisa kurang dari itu,” tutupnya.(eky/adv)
