SAMARINDA – Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim saat ini tengah serius mengkaji pembentukan UPTD Kesehatan Tradisional (Kestrad). Tahapannya kini pada naskah akademik yang diolah oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Mulawarman.
Rabu (24/4) lalu, Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Kaltim yang membawahi bidang kesehatan tradisional bersama tim FKM Unmul melaksanakan kajian tiru ke UPTD Kestrad Provinsi Bali.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kaltim, Syarifah Masitah menyampaikan, kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat bagaimana pembentukan UPTD bisa terealisasi. Ini merupakan yang kedua kalinya, dan membawa mitra dari akademisi sebagai bentuk keseriusan untuk mempercepat terbentuknya UPTD ini.
“Kaltim memang sangat selektif untuk membuka UPTD. Dengan adanya UPTD Kestrad ini nantinya, diharapkan dapat mewujudkan pelayanan kesehatan tradisional dan pelayanan olahraga yang berkualitas, bermutu, aman, dan bermanfaat bagi masyarakat. Mengapa Bali? Karena UPTD Kestrad Bali yang sudah cukup lama terbentuk, dan di Indonesia belum banyak yang memiliki UPTD ini,” bebernya.
Kepala UPTD Kestrad Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Ayu Rai Andayani dalam pemaparannya menjelaskan, ada beberapa acuan yang dijadikan dasar untuk terbentuknya UPTD ini.
Menurutnya, UPTD Kestrad merupakan salah satu Unit Pelaksana di bawah Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang memiliki fungsi melaksanakan pengelolaan dan pengembangan pelayanan kesehatan tradisional dan pelayanan kesehatan olahraga. Fasilitas pelayanan kesehatan tradisional UPTD Kestrad dengan nama “Griya Sehat Bali Dwipa Usadha”.
UPTD ini sendiri sudah beroperasi sejak 2019 dengan memiliki beberapa misi, di antaranya memperlakukan pelanggan sebagai sahabat/orang penting. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui pelayanan kesehatan tradisional dan pelayanan kesehatan olahraga. Menjadikan masyarakat sehat, bugar, produktif dengan olahraga yang baik, benar, teratur, dan terukur. Serta menerapkan tata kelola pelayanan kesehatan tradisional dan pelayanan kesehatan olahraga yang transparan dan akuntabel.
“Jadi konsep dari UPTD ini bukan untuk menyembuhkan pasien yang sakit, melainkan sebagai pencegahan kepada masyarakat agar tidak sakit. Begitu juga dengan melengkapi pengobatan medis yang dijalani oleh pasien. Kalau dengan medis, ya kita itu bekerja pada sisi sehat, itu dulu konsep kami. Karena kami bekerja di konsep sehat, kami adalah promotif, preventif mencegah. Sehingga sistem kerja kami adalah yang datang ke griya ini orang sehat menjadi tetap sehat, yang sehat menjadi bugar itu,” jelasnya.
Ditambahkannya, UPTD ini posisinya adalah komplementer, menguatkan nutrisi pasien dengan herbal atau ramuan.
“Itu bukan obat, tapi nutrisi. Sehingga si pasien menjadi kuat, sehingga efek dari obat itu benar-benar berfungsi,” tambahnya.
Selain diskusi, rombongan juga mengunjungi layanan-layanan di Griya Sehat Bali Dwipa Usadha dan mencoba layanannya. (adv)