SAMARINDA – Pekan Imunisasi Nasional (PIN) akan kepada Polio dengan sasaran anak usia 0-7 tahun. Catatan grafik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imunisasi Polio tetes (OPV4) dan Polio suntik (IPV) di Indonesia menunjukkan penurunan.
“Tahun 2023 cakupan imunisasi baik oral maupun turun dan tidak mencapai target jika dibandingkan dengan 2022,” begitu tertulis dalam grafik tersebut.
Benar saja, cakupan pada 2022 mencapai 99.8 untuk OPV4 dan 91.6 untuk IPV di Indonesia. Sedangkan 2023 menurun di titik 72.2 untuk OPV4 dan 74.0 untuk IPV.
Sedangkan dari tahun 2022 hingga 2024, tercatat 11 kasus Polio dan 32 anak sehat polio yang tersebar di 7 provinsi. Dengan provinsi Papua Pegunungan dan Papua Selatan sebagai Provinsi dengan kasus Polio sedang.
“32 provinsi dan 399 Kabupaten/Kota di Indonesia berisiko tinggi khusunya polio tipe 2. Maka dilaksanakan PIN Polio,” tulis Kemenkes RI.
Lantas PIN akan dilaksanakan dengan 2 tahap. Tahap pertama di 6 Provinsi (Tanah Papua) dan tahap kedua di 27 Provinsi termasuk Provinsi Kalimantan Timur.
Maka Kemenkes menyarankan kepada seluruh Gubernur, Bupati/Walikota, untuk mendukung dan mengoptimalkan PIN Polio. Juga memastikan ketersediaan sumber daya yang memadai termasuk pembiayaan. Lalu melakukan sosialisasi dan pembinaan serta pengawasan.
“Distribusi vaksin sudah berlangsung dan diharapkan semua kabupaten dan kota di Kalimantan Timur akan menerima perbekalan vaksin tersebut sebelum 23 Juli. Kami akan melakukan catch-up immunization untuk memastikan tidak ada anak yang terlewatkan,” jelas Jaya Mualimin, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kalimantan Timur.
Pewarta: Khoirul Umam
Editor : Nicha R