spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dinkes Kaltim Jalin Kerja Sama dengan UPF Kestrad RSUP Dr. Sardjito untuk Kembangkan Kesehatan Tradisional

SOLO – Tiru Teknologi Pengolahan Obat Tradisional Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur berlanjut dengan mengunjungi UPF Pelayanan Kesehatan Tradisional (Kestrad) RSUP Dr. Sardjito, Karang Anyar, Jawa Tengah.

Direktur UPF, dr. Ulfatun Nisa, langsung menerima kunjungan tersebut dan memaparkan berbagai pencapaian serta perkembangan UPF sejak bergabung dengan RSUP Dr. Sardjito pada Juli 2023.

Dr. Nisa, saat membuka pertemuan, mengungkapkan bahwa sejak bergabung dengan RSUP Dr. Sardjito, pihaknya telah banyak melakukan pencapaian. Setelah menjadi unit bisnis yang semakin besar, peningkatan layanan juga ditunjang oleh penelitian jamu-jamuan beserta obat tradisional. Sehingga pihaknya memiliki ruang gerak yang lebih luas.

“Dulu kita tidak dikenal, membawa obat tradisional agak susah. Kini semakin terkenal sejak bergabung dengan RSUP Dr. Sardjito. Kita juga memberikan pendampingan, sampai pasiennya sekarang ada. Semakin eksis, harapannya agar penerimaan teman-teman sejawat para dokter bisa menerima kesehatan tradisional lebih dekat,” tutur dr. Nisa.

Saat ini, UPF Yankestrad juga menjadi pendamping RS Ari Santi Bali, dan mereka siap mendampingi Kaltim untuk kemajuan Yankestrad.

“Dengan adanya studi tiru ini, semoga menjadi pintu gerbang untuk pengembangan Kestrad di Kaltim, tidak hanya obat, tapi juga keterampilan. Kami siap mendampingi. Pengembangan Kestrad ini sejalan dengan Kementerian Kesehatan, sehingga Kestrad bukan lagi menjadi wadah kedua di dunia kesehatan tapi berjalan seiringan. UPF sangat konsen dengan perkembangan Kestrad. Kami mendukung untuk mengembangkan kesehatan tradisional di Kaltim,” lanjutnya.

Di sisi lain, Sekretaris Dinkes Kaltim, Syarifah Masitah, mengatakan bahwa tujuan kedatangan Dinas Kesehatan Kaltim membawa rombongan ke UPF Pelayanan Kestrad Tawangmangu ini adalah untuk melakukan pembelajaran/kaji tiru terkait teknologi pengolahan tanaman obat tradisional di Tawangmangu yang diolah menjadi tanaman obat herbal yang digunakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan baik tingkat pertama maupun tingkat lanjut.

Melihat hasil hutan non-kayu dari Kalimantan Timur yang memiliki potensi sebagai bahan obat-obatan alami, seyogianya tumbuhan obat merupakan salah satu produk hasil hutan non-kayu yang digunakan dalam terapi pengobatan tradisional oleh masyarakat lokal di Kalimantan Timur.

“Jika melihat potensi bahan alam yang ada di Kalimantan Timur, potensi untuk menjadikan Kalimantan Timur mendirikan Industri Obat Tradisional (IOT) sangat besar. Banyaknya potensi bahan alam yang dapat dijadikan obat/pengobatan tradisional telah banyak dilakukan oleh peneliti, termasuk dukungan Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian yang menganjurkan adanya Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat dapat dijadikan unit pelaksana teknis di wilayah Kalimantan Timur,” kata Masitah.

Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 40 peserta yang terdiri dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Akademisi Fakultas Farmasi dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman, Pengobat Tradisional, serta pelaku Usaha Kecil Obat Tradisional yang ada di wilayah Kabupaten/Kota. (adv)

Pewarta: Khoirul Umam
Editor: Agus S

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti