BALIKPAPAN – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Balikpapan berencana akan meningkatkan bantuan sosial (Bansos) bagi para penyandang disabilitas yang ada di Kota Balikpapan pada tahun 2025 mendatang. Rencana ini bertujuan untuk memberikan dukungan yang lebih besar kepada penyandang disabilitas yang jumlahnya cukup banyak di Kota Balikpapan.
Kepala Dinso Kota Balikpapan, Edy Gunawan mengatakan, pada tahun ini pihaknya telah menyalurkan berbagai bentuk bantuan kepada penyandang disabilitas, termasuk kursi roda, tongkat, alat bantu dengar, dan peralatan lainnya yang bekerja sama dengan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. Namun, pada tahun depan Dinsos menargetkan jumlah bantuan akan meningkat secara signifikan.
“Jumlah penyandang disabilitas di Balikpapan lebih dari 200 orang dan secara bertahap kami akan terus membantu mereka. Kemarin, kami sudah menyalurkan sekitar 50-60 kursi roda di Kecamatan Balikpapan Barat dan beberapa daerah lainnya,” ujarnya, Senin (2/12).
Lebih lanjut Edy Gunawan menjelaskan, di tahun 2025 mendatang Dinsos Balikpapan berencana untuk meningkatkan jumlah bantuan tersebut menjadi 100 unit kursi roda. Bantuan tersebut tidak hanya bersumber dari anggaran Pemerintah Kota, tetapi juga dukungan dari Kementerian Sosial dan berbagai lembaga lainnya, dimana bantuan tersebut diberikan bagi penyandang disabilitas dengan kondisi berat.
“Bantuan kursi roda ini tidak hanya yang biasa, bagi disabilitas berat juga ada kursi roda khusus yang dapat berfungsi sebagai tempat tidur dengan harga lebih dari Rp 10 juta,” jelasnya.
Proses pendataan penerima bantuan dilakukan oleh Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) di Kelurahan dan kecamatan. Data yang terkumpul nantinya akan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Meskipun anggaran terbatas, Dinsos berharap tahun depan dapat meningkatkan bantuan sosial untuk penyandang disabilitas.
Selain bantuan fisik, Dinsos Balikpapan juga berupaya untuk memberikan pelatihan keterampilan kepada penyandang disabilitas agar mereka dapat mandiri.
“Kami memberikan pelatihan keterampilan seperti servis AC, servis HP dan perbaikan kipas angin. Salah satu penyandang disabilitas yang pernah mengikuti pelatihan ini, sudah ada yang bekerja di salah satu counter HP dengan gaji Rp 3 juta perbulan,” tambah Edy Gunawan.
Bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), Dinsos juga telah melaksanakan pelatihan untuk penyandang disabilitas sebagai barista atau pembuat kopi, yang kemudian diserap oleh perusahaan-perusahaan di Jakarta.
“Ada 10 orang disabilitas yang telah mengikuti pelatihan ini, dan langsung diterima bekerja oleh perusahaan di Jakarta,” tegasnya.
Penyerapannya tenaga kerja untuk disabilitas di Kota Balikpapan cukup baik, terutama di bidang perbaikan elektronik seperti AC dan TV.
Dalam kesempatan itu, Edy Gunawan mengingatkan, penyerapan tenaga kerja disabilitas masih belum 100 persen, karena perusahaan cenderung menerima disabilitas yang memiliki keahlian khusus.
Penulis: Aprianto
Editor: Agus S