BALIKPAPAN – Memasuki bulan ke delapan pandemi covid 19, sektor UMKM perlahan mulai pulih. Sebagaimana pada krisis moneter 1998, UMKM termasuk sektor yang bertahan, dan recovery lebih cepat. “Ini bisa dilihat dari produktivitas sejumlah UMKM yang mengalami peningkatan,” aku Ernawaty Gafar, Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Balikpapan kepada wartawan.
Kata dia, hal itu bisa jadi karena ada sejumlah bantuan yang digelontorkan pemerintah pusat maupun daerah. Agar pelaku UMKM mampu bertahan di tengah keterbatasan akibat masa pandemi.
Dia menyebutkan, dukungan dari pemerintah maupun swasta, sangat menunjang para pelaku usaha. Misalnya pemerintah pusat melalui dinas terkait telah menyalurkan bantuan langsung tunai kepada UMKM masing-masing Rp 2,4 juta. Juga, hampir seluruh perusahaan milik negara turut andil dengan CSR-nya untuk membantu UMKM. “Saat ini, perkembangan sektor UMKM semakin baik. Meski pelan recovery terlihat,” ujarnya.
Lanjutnya, pelaku UMKM tinggal memikirkan bagaimana caranya untuk kembali menarik konsumen. Serta, bagaimana memasarkan produknya secara digital, atau melalui media sosial yang ada.
Hal lain, yakni penjualan offline sendiri, Erna berkata bahwa pusat perbelanjaan merupakan pangsa pasar yang menjanjikan. Mal menjadi ajang pameran produk UMKM. Dampaknya pun juga bisa dirasakan para pelaku usaha.
Erna berujar, para pelaku UMKM dapat memperkenalkan produk tanpa ada ragu lagi. Menurutnya, inilah yang membuat UMKM dapat bangkit dan bergairah kembali.
Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian (DKUMKMP) Balikpapan Muhammad Yusuf menjelaskan, saat ini, UMKM di Kota Minyak mulai bergairah. Hal ini turut didorong oleh upaya yang pihaknya lakukan. Seperti pemberian pembinaan dan pelatihan yang telah mencapai 90 persen dari target.
“Tampaknya, UMKM sudah mampu beradaptasi. Terutama pola usaha di tengah pandemi. Insyaallah, UMKM sudah mulai bangkit, termasuk dengan melirik pemasaran melalui penjualan secara online,” tandasnya. (red)