BONTANG – Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni meminta secara langsung kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, agar pembangunan kilang minyak tetap dibangun di Bontang. Hal tersebut dia sampaikan saat menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) VI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Istana Negara, Jakarta, Kamis (11/2/2021). “Sekaligus mengingatkan Pak Jokowi, untuk kilang minyak tetap di bangun di Bontang,” ujarnya melalui pesan Whatsapp.
Selain itu, Neni juga meminta kepada presiden agar dana kelurahan tidak dihapus. “Insha Allah untuk dana kelurahan akan dialokasikan kembali,” tambahnya.
Sebagai informasi, pemerintah melalui Kementerian Keuangan memutuskan untuk tidak lagi mengalokasikan dana kelurahan secara khusus pada APBN 2021, seperti tahun sebelumnya. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pada tahun ini kebutuhan dana kelurahan kembali dimasukkan dalam dana alokasi umum (DAU) pada kota masing-masing.
“Jadi seharusnya kelurahan dan operasi kelurahan itu sudah ada di dalam anggarannya APBD, karena dia perpanjangan dari pemda,” katanya dalam rapat kerja bersama Komite IV DPD RI, Selasa (18/1/21) lalu dilansir dari resonansi.id.
Adapun proyek kilang Bahan Bakar Minyak (BBM) baru di Bontang oleh PT Pertamina (Persero), dikabarkan batal dibangun. Mundurnya calon partner dan kendala lahan, disinyalir sebagai alasan utama. Padahal, proyek ini sudah dimasukkan ke dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 20 November 2020 lalu.
“Rencana pembangunan GRR (Grass Root Refinery) Kilang Bontang sejak rencana kerja sama Pertamina dengan calon partner berakhir di 2019. Ini masih dalam pengkajian,” ungkap Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Soerjaningsih.
Adanya permasalahan mengenai keterbatasan lahan yang dimiliki Pemkot Bontang saat ini, menurutnya juga tidak mencukupi untuk pembangunan kilang BBM baru. “Ini masih ada kajian khusus untuk capital expenditure (capex)-nya,” jelasnya. (bms)