spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Deteksi Covid-19 Kini Gratis, Rumah Sakit-Puskesmas di Samarinda Dilengkapi GeNose C-19 

SAMARINDA – Pemeriksaan Covid-19 bakal kian beragam di Samarinda. Teknologi GeNose Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada didatangkan ke Kota Tepian. Dengan penggunaan di RSUD IA Moeis hingga sejumlah puskesmas.

Pada Selasa (16/3/2021), Wali Kota Samarinda Andi Harun beserta Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso, mencoba langsung GeNose Covid-19 tersebut. Bertempat di lobi Balai Kota Samarinda, Anjungan Karang Mumus.

Hadir pula dalam kesempatan tersebut Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Inche Abdoel Moeis Samarinda, dr Syarifah Rahimah; serta Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Samarinda, dr Ismed Kusasih.

GeNose C-19 rencananya digunakan di rumah sakit pelat merah milik Pemkot Samarinda. Salah satunya untuk kepentingan tracing kontak kasus terkonfirmasi positif virus corona. Andi Harun meminta layanan tersebut, dengan fasilitas yang telah didatangkan ini, tidak perlu lagi dikenakan biaya kepada masyarakat.

“Kecuali untuk kegiatan di luar kepentingan masyarakat, tetap bayar. Tetapi untuk tracing penanggulangan Covid-19 di masyarakat, gratis,” ucap Andi Harun.

Adapun GeNose C-19 merupakan alat pendeteksi Virus Corona buatan para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta. Sebagaimana rilis Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM pada 14 Januari 2021, GeNose dapat membedakan pola senyawa dari volatile organic compound (VOC) atau napas manusia yang terinfeksi Covid-19 dan tidak. Dengan tingkat akurasi 93-95 persen serta tingkat sensitivitas 82-92 persen.

Di RSUD IA Moeis, teknologi tersebut didatangkan secara bertahap dengan jumlah saat ini yang telah tersedia dua unit. Pihak rumah sakit bakal melakukan uji fungsi untuk menentukan letak serta kondisi lingkungan bagi GeNose C-19. Demikian juga menyiapkan petugas terlatih untuk mengoperasikan peralatan tersebut.

“Alat ini tidak harus dioperasikan tenaga medis. Siapa pun bisa asal sudah dilatih. Yang penting bisa menjalankan komputer,” timpal dr Syarifah Rahimah.

Sebelum diuji GeNose C-19, pengguna diminta untuk tidak makan dan minum selama 30 menit sebelumnya. Bahkan jika dalam rentang waktu tersebut sempat sikat gigi menggunakan pasta gigi dengan kadar mint tinggi, penggunanya dianjurkan untuk berkumur terlebih dahulu.

Tahapan tersebut tak lepas dari tingkat sensitivitas GeNose C-19 yang tinggi. Sehingga makanan dengan aroma khas seperti pete dan jengkol yang sempat dikonsumsi sebelumnya, tak menutup kemungkinan ikut merusak hasil pengujian.

Ditambahkan dr Ismed Kusasih, penggunaan GeNose C-19 di Samarinda ini bakal jadi yang pertama di Kaltim. Langkah ini tak lepas dari program 100 hari kerja Andi Harun-Rusmadi Wongso dalam penanganan Covid-19 di Ibu Kota Kaltim.

Untuk kebutuhan tracing kontak, fasilitas tersebut bakal digratiskan. Namun untuk kepentingan pribadi maupun lembaga ataupun perusahaan, bakal dikenakan biaya yang kelak dituangkan dalam peraturan wali kota.

Andi Harun juga telah mendorong agar penggunaan peralatan tersebut bisa didapatkan di puskesmas-puskesmas Samarinda. Sehingga dari fasilitas kesehatan tersebut, layanan pemeriksaan Covid-19 tersebut bisa didapatkan masyarakat dengan mudah. “Ada empat puskesmas yang menjadi pilot project. Yakni Puskesmas Sungai Siring, Lempake, Palaran, dan Segiri,” pungkas Ismed. (kk)

 

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti