SAMARINDA – Sukamto mengaku “dibuang” oleh partai yang telah membesarkan namanya itu. Sukamto menerangkan awal mula dirinya memilih keluar dari partai. Pemicunya karena dirinya gagal dalam pemilihan calon ketua DPC Demokrat Samarinda pada gelaran Musyawarah Cabang (Muscab).
Partai justru memilih Barkati sebagai Ketua DPC Demokrat Samarinda. Padahal menurut Sukamto, dirinya jauh lebih cocok lantaran merupakan kader pertama partai.
Bahkan ia pernah menjadi anggota DPRD selama dua periode yakni 2009-2014 sebagai anggota biasa, lalu 2014-2019 sebagai wakil ketua dewan. Achmad Sukamto mengklaim, mendapat dukungan dari enam PAC dan satu suara DPD Kaltim, sehingga total ada tujuh suara.
Sayangnya bagi tim lima semua itu tidak menjamin. Tim lima sendiri berisi jajaran petinggi DPP dan DPD Partai Demokrat. Di tangan mereka lah keputusan siapa yang berhak menjadi ketua ditentukan.
“Menurut tim lima saya gagal. Tim lima itu isinya Ketum DPP, sekjen, kepala BK OKK, Ketua DPD dan Sekretaris DPD Kaltim. Di rapat penentuan itu saya tidak diinginkan,” katanya.
Sukamto mengaku bingung kenapa tim lima tidak memilih dirinya yang nota bene merupakan kader lama dan pertama. Sukamto jelas kecewa. Keinginan untuk keluar dari partai akhirnya muncul. Tapi ia menggarisbawahi, bahwa dirinya tidak kecewa dengan partai. “Kalau partainya bagus, saya dibesarkan oleh partai. Tapi orang-orangnya tidak begitu,” singgungnya.
Puncak kekecewaannya, Selasa (14/6/2022) lalu ia bersama kader lainnya kompak keluar dari partai. Saat ini Sukamto mengaku ingin istirahat sejenak sambil menanti pilihan labuhan selanjutnya.
Sebenarnya sudah ada tiga partai yang mendekati Sukamto selepas dirinya keluar. Tapi ia enggan menyebut nama partai bersangkutan. “Ada warna biru, biru muda, hijau. Tapi belum ada keputusan, nanti tunggu langkah selanjutnya.”
Meski keluar ia mengaku tidak akan kehilangan konstituen setianya. Sejauh ini ada enam kecamatan yang konstituennya mengaku loyal kepada Sukamto. Di antaranya Palaran, Loa Janan Ilir, Samarinda Ulu, Samarinda Kota, Sambutan dan Samarinda Seberang.
“Konstituen lihat figur bukan partai. Memang partai tidak bisa dipungkiri. Kami sudah ngomong-ngomong, mereka konstituen saya selalu monitor, bilang kalau saya ini dizalimi,” tutupnya.
updatekaltim.com jejaring mediakaltim.com mencoba mengonfirmasi Sekretaris DPD Demokrat Kaltim Wibowo Handoko, tapi yang bersangkutan tidak merespons panggilan seluler. Termasuk pesan WhatsApp yang dikirim. (up)