spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Delegasi ASEAN “Panji Festival 2023”   Kunjungi Pusat Kerajinan Tenun Ikat khas Kediri

KEDIRI – Dalam rangkaian pergelaran Festival Panji International atau Panji Festival 2023, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengajak seluruh delegasi ASEAN untuk mengunjungi kota Kediri, Jawa Timur pada Sabtu (14/10/2023).

Para delegasi ASEAN yang ikut serta dalam kegiatan ini berasal dari 9 negara. Kesembilan negara tersebut adalah Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Indonesia sebagai tuan rumah.

Kota Kediri merupakan kota ke-2 setelah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dikunjungi oleh para delegasi ASEAN tersebut. Di hari pertama menginjakkan kaki di kota Kediri ini, mereka diajak untuk mengunjungi salah satu pusat kerajinan tenun ikat khas Kediri, Medali Mas.

Dalam kunjungan yang turut dihadiri oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Wardiman Djojonegoro ini, para delegasi dikenalkan dengan produk tenun ikat. Yakni, mulai dari proses pemintalan benang, membuat pola, mengikat hingga menenun dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

Wardiman Djojonegoro yang juga selaku pegiat Panji menyampaikan, festival ini merupakan sebuah upaya untuk melestarikan serta memperkuat lagi sastra dan budaya Panji yang ternyata tidak hanya menyebar di Nusantara, tetapi juga di negara-negara ASEAN.

BACA JUGA :  Mulai Agustus Tangkap Ikan di Laut Dibatasi kecuali Nelayan Kecil

“Kunjungan ini juga mengenalkan warisan budaya Indonesia kepada sejumlah delegasi,” ungkap Wardiman di sela kunjungan.

Sejumlah delegasi saat memasuki ruangan workshop tenun ikat Medali Mas milik Siti Ruqoyah ini begitu takjub, di mana proses pembuatan kain tenun ikat yang bermula hanya gumpalan benang, yang disusun berbentuk pola hingga menjadi produk kain tenun ikat yang cantik. “Saya suka melihatnya. Dari awal saya melihat proses menenunnya,” kata Chanpakesoe, salah seorang delegasi asal Laos.

BACA JUGA :  Ombudsman RI Temukan Dugaan Maladministrasi Layanan Pertanahan di IKN

Wanita ini mengaku pernah melihat alat tenun serupa di negaranya. Hanya saja, di tempat ini dia dapat melihat lebih dekat proses pembuatan kain tenunnya dan senang bisa ikut mencoba alatnya. “Saya senang bisa mencoba alatnya tadi,” serunya.

Sementara itu, Siti Ruqoyah selaku pemilik workshop tenun ikat Medali Mas mengungkapkan bahwa pihaknya berterima kasih kepada Kemendikbudristek karena tempatnya dikunjungi oleh para delegasi ASEAN dari berbagai negara.

“Mereka sangat antusias untuk melihat proses pembuatan tenun. Sengaja saya kenalkan tenun ikat ini. Siapa tahu mereka ada yang tertarik dan bisa membawa produk tenun kami ini ke negaranya,” ujar Siti.

Produk kain tenun yang dihasilkan semuanya menggunakan ATBM yang prosesnya memakan waktu 5 jam untuk memproduksi  1 kain tenun dengan ukuran 2,5 meter.

Motif yang dihasilkan pun beragam, dengan corak dan warna yang indah sehingga tak jarang mampu memikat para pengunjung yang hadir di  workdshop miliknya.

Lebih lanjut Siti menambahkan, baru kali ini workshopnya berkesempatan dikunjungi oleh delegasi ASEAN. Sehingga, moment ini pun dimanfaatkan untuk mempromosikan produk tenunnya. “Terus terang saja, untuk menjual tenun ke luar negeri ini kami kesulitan untuk mendapatkan buyer yang jujur dan bisa diajak bekerjasama,” kata Siti.

BACA JUGA :  Mahyudin, Putera Pertama Kaltim Penerima Bintang Mahaputera

Pewarta : Nicha Ratnasari

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img