spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dari Sepinggan ke Krakow

Catatan Rizal Effendi

PERNAH ke Krakow? Dengar namanya saja baru, apalagi ke sana. Krakow merupakan kota yang terletak di sebelah selatan Polandia. Jadi ibu kota Provinsi Polandia Kecil. Kota tertua dan terbesar di Polandia dan pernah menjadi ibu kota Polandia pada era kerajaan.

Luasnya sekitar 326,8 km2 dengan penduduk 757.500 jiwa. Dari segi luas, Krakow lebih kecil dari Balikpapan, yang mempunyai luas 503 km2. Populasi penduduknya hampir sama.

Di kota inilah General Manager Bandara  Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan (SAMS) Balikpapan, Rika Danakusuma menerima penghargaan bandara terbaik di dunia, 15 September lalu.  “Sangat luar biasa, meski kami harus menempuh rute penerbangan sangat panjang dan melelahkan,” katanya.

Bayangkan, kata Rika. Dari Balikpapan mereka harus  ke  Denpasar dulu. Baru dari Bandara Ngurah Rai Denpasar terbang ke Dubai selama 8 jam 50 menit. Transit di Bandara Internadional Dubai 7 jam. Tidak gampang setengah hari duduk dan kelayapan di bandara megah itu, meski suasana dan pemandangan di bandara  yang jadi markas maskapai penerbangan Emirates (Tayaraan AlImarat) itu menyenangkan. Selanjutnya terbang ke Warsawa, ibu kota Polandia selama 6 jam 15 menit. Dan terakhir dari Warsawa naik kereta menuju Krakow selama 3,5 jam. Total lebih satu hari satu malam perjalanannya.

Tapi kelelahan datang ke kota tua ini terbayar dengan kebanggaan yang diterima. Bandara SAMS PT Angkasa Pura I memperoleh dua anugerah sekaligus pada penghargaan Airport Service Quality (ASQ) Award 2021, yang dilaksanakan oleh Airport Council International (ACI) di Krakow.

ACI merupakan organisasi kebandarudaraan dunia yang berbasis di Montreal, Kanada. Anggotanya 717, yang mengelola 1.950 bandara, yang tersebar di 185 negara di dunia.

Setelah dilakukan pengukuran secara periodik selama satu tahun, maka Bandara SAMS berhak menerima predikat “Best Airport in AsiaPasific by Size and Region: 5 to 15 Million Passengers per Year in AsiaPacific.”

Selain itu, juga menerima  “The Airport Council General’s Roll of Excellence in Airport Service Quality,” yang hanya diberikan kepada bandara yang telah menerima penghargaan ASQ Award 5 kali selama 5 tahun secara berturut-turut.

Owner Straat Mantau Arul (kedua dari kiri) bersama Dahlan Iskan, GM SAMS Rika Danakusuma dan Manajer Operasi Arief Sirajudin.

Dengan predikat ini, kata Rika,  maka SAMS merupakan satu-satunya bandara di Indonesia yang mampu secara konsisten memperoleh dan mempertahankan gelar tersebut selama lima tahun. “Bangga banget dilihat GM-GM bandara sedunia,” kata Rika, yang sebelumnya bertugas di Denpasar. Dia ke Balikpapan menggantikan Barata Singgih Riwahono, yang bergeser ke Surabaya.

Pada pemberian penghargaan di Polandia itu, PT Angkasa Pura I menjadi penerima award terbanyak di Indonesia dengan memperoleh 6 penghargaan dari lima bandara yang dikelola.

Selain SAMS Balikpapan, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, dan Bandara Internasional Yogyakarta menerima penghargaan untuk kategori “Best Airport by Size and Region: 5 to 15 Million Passengers per Year in Asia-Pacific; Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang dan Bandara Adi Soemarmo Surakarta untuk kategori “Best Airport by Size and Region: 2 to 5 Million Passengers per Year in Asia-Pacific; Serta Bandara Pattimura Ambon untuk kategori “Best Airport by Size dan Region: Under 2 Million Passengers per Year in Asia-Pacific.”

Mengutip rilis resmi, ACI World Director General Luis Felipe de Oliveira menyampaikan rasa bangganya atas keteguhan para pengelola bandara sedunia dalam menghadapi pandemi Covid-19 selama dua tahun, yang menyebabkan bandara tutup di mana-mana dan hampir tidak ada pesawat dan penumpang, yang bergerak.

“Saya bangga atas kepemimpinan yang luar biasa dari para pengelola bandara. Pemenang ASQ Awards tahun ini cerminan dari kepemimpinan yang hebat dalam sejarah industri penerbangan di dunia,” kata Luis.

St. Florian’s Gate, salah satu sudut kota Krakow yang menarik.

HEBAT
Ketika saya mendarat di Bandara SAMS, Kamis (23/9) sore, dari perjalanan Batam-Jakarta-Balikpapan, saya tidak langsung pulang. Saya janjian bertemu  Pak Dahlan Iskan, bos saya yang pernah menjadi menteri BUMN era Presiden SBY di gerai Straats Mantau di ruang tunggu bandara, milik pengusaha muda Mas Arul.

Saya tak menyangka di sana ada GM Bandara SAMS Rika Danakusuma dengan sejumlah staf termasuk Airport Operation Services and Security Senior Manager Arief Sirajudin . Rika sempat mendapatkan ucapan selamat dari Dahlan. “Hebat prestasinya,” katanya memuji Rika. Hal yang sama dia ucapkan juga kepada Arul, yang sudah berhasil membangun 4 gerai di Balikpapan.

Menurut Rika, apa yang diraih Bandara SAMS bukan karya dia sendiri. Tapi ini hasil kerja sama dan kerja keras dari semua entitas. Mulai dari GM-GM sebelumnya sampai para staf dan petugas, perusahaan penerbangan dan juga pengguna jasa udara. “Saya sangat berterima kasih,” tambahnya.

Bandara SAMS sudah ada sejak zaman Belanda. Soalnya dipergunakan untuk mengangkut para ekspatriat perusahaan minyak Belanda yang beroperasi di Kalimantan. Kemudian beberapa kali direnovasi sampai akhirnya diresmikan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, 15 September 2014.

Menjelang peresmian sempat ramai urusan penggantian nama. Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak saat itu ngotot dengan nama baru Sultan Aji Muhammad Sulaiman, sultan ke-17 Kutai Kartanegara. Akhirnya disepakati dengan nama baru yang digabungkan, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan atau SAMS.

Bandara SAMS yang mampu melayani 15 juta penumpang sempat  menurun penumpangnya setelah Bandara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto Samarinda mulai beroperasi, 24 Mei 2018. Kondisi paling buruk tentu saja terjadi pada masa pandemi Covid, tahun 2020 dan 2021. Semua anjlok di mana-mana.

Tahun 2022 ini dianggap sebagai awal kebangkitan baru menyusul Covid mulai reda. Sayangnya ada beberapa tantangan baru muncul. Kenaikan tarif tiket akibat kenaikan harga BBM dan terbatasnya jumlah pesawat yang dimiliki maskapai penerbangan di antaranya Garuda dan Lion. “Rencana penerbangan untuk jamaah umrah langsung dari Balikpapan dari Lion juga belum berjalan,” kata Arief.

Saya belum pernah ke Polandia apalagi ke Krakow. Kotanya penuh bangunan tua bersejarah. Konon wanitanya cantik-cantik. Bandaranya, kata Rika, tak sebagus SAMS.  Yang saya ingat dengan Polandia bendera kebangsaannya mirip Sangsaka Merah Putih. Hanya Polandia, putihnya yang di atas. Benderanya lebih dulu ada sejak 1 Agustus 1919.

Selain itu, juga tim sepakbolanya termasuk kuat di Benua Eropa dan  Piala Dunia. Sekarang ini ada pemain asal Polandia yang sangat popular, Robert Lewandowski. Dia  menjadi penyerang Barcelona yang haus gol. Dia hebat, sayangnya saya telanjur dan terlalu jatuh cinta dengan Manchester United. Jadi saya tetap cinta Ronaldo, meski mulai tua. Setua-tuanya pemain “Setan Merah” tetap memukau seperti Krakow. (*)

*) Rizal Effendi
– Wartawan Senior Kalimantan Timur
– Wali Kota Balikpapan dua periode (2011-2021)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti