TANJUNG REDEB – Saat reses di Daerah Pemilihan (Dapil) nya beberapa waktu lalu, Ketua Komisi III DPRD Berau Saga mendapati keluhan soal kurangnya tenaga pengajar dan ruang kelas. Hal itu pun turut ditanggapi dirinya.
Dia menerangkan, kurangnya tenaga pengajar bisa saja terjadi karena kondisi penerimaan. “Tenaga pengajar yang sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut saya sangat terbatas, mungkin ini menjadi faktor,” ungkapnya, Minggu (12/2/2023).
Saga memaparkan, selain di Sekolah Dasar (SD) Negeri 001 Kampung Tanjung Batu, di beberapa tempat seperti wilayah pesisir, kampung, kecamatan hingga pedalaman juga masih membutuhkan tambahan tenaga pengajar.
“Dari Musrenbang tahun 2021 lalu memang sering diusulkan soal penambahan tenaga pengajar ini, seperti di Kecamatan Bidukbiduk dan Maratua,” tuturnya.
Penambahan tenaga pengajar itu sering diusulkan bukan tanpa sebab, dijelaskan Saga, hal tersebut karena saat ini ada bidang-bidang kurikulum yang harus ditangani guru, tentu sesuai dengan keahliannya.
“Kalau dulu kan satu guru itu bisa merangkap beberapa mata pejalaran, tetapi sekarang berbeda,” terangnya.
Selain kurangnya tenaga pengajar di Dapilnya, Saga juga menyoroti soal kurangnya ruang kelas. Mengenai itu, dirinya menyebut akan menyampaikan dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
“Ini skala prioritas. Apalagi dana pendidikan 20 persen itu wajib dianggarkan oleh APBD,” tegasnya.
Kendati demikian, Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu menilai, dengan anggaran 20 persen dari APBD, bisa saja mampu menambah satu hingga dua ruang kelas. “Dengan anggaran kita yang besar ini, tentu kita prioritaskan sektor pendidikan dan kesehatan,” tandasnya. (dez/adv)