spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dampak dari Pemindahan Ibu Kota Negara dalam Perspektif  Perekonomian

INDONESIA merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 di mana pada saat itu Jakarta  sebagai ibu kota negara Indonesia. Mulai dari pemerintahan hingga dari segi perekonomian atau bisnis, semuanya berada di pusat yaitu Jakarta.

Namun pada tanggal 26 Agustus 2019, Presiden Joko Widodo mengumumkan secara langsung bahwa akan ada pemindahan ibu kota negara ke wilayah provinsi Kalimantan Timur. Pemindahan ibu kota negara ini sendiri sebenarnya sudah lama direncanakan mulai dari zaman Soekarno, tetapi baru saja resmi di umumkan pada tanggal 26 Agustus 2019.

Terdapat beberapa alasan pemindahan ibu kota negara ke provinsi Kalimantan Timur. Pertama, over populasi data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 menunjukkan penduduk di Jawa mencapai 151,59 juta jiwa. Alasan kedua, karena dominasi dan konstribusi ekonomi yang paling banyak melibatkan pulau Jawa. Ketiga, karena ketersediaan air bersih yang berada di Jawa sangat susah untuk ditemukan dan terakhir pertumbuhan urbanisasi di pulau Jawa yang cukup masif.

Menurut pandangan dari Dr. Mohamad Ikhram bin Mohamad Ridzuan yang merupakan Dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Malaysia Sabah, beliau setuju dengan adanya pemindahan Ibu kota negara ke Provinsi Kalimantan Timur.

Menurutnya, bisa menjadi hal yang positif seperti adanya kesamarataan ekonomi dan bisa membangun Kalimantan menjadi wajah baru yang lebih baik seperti menjadikan Kalimantan sebagai Smart City.

Dari segi ekonomi, menurut beliau terdapat hal negatifnya seperti yang awalnya pekerja buruh dari Indonesia banyak datang ke Sabah dan Sarawak untuk bekerja di sektor ladang kelapa sawit. Namun dengan adanya pemindahan ibu kota negara, para buruh dari Indonesia lebih memilih untuk ke Kalimantan walaupun menurut beliau peluang ekonomi di Sabah dan Sarawak dalam sektor perladangan lebih memungkinkan. Namun karena Kalimantan nantinya akan menjadi pusat perekonomian, maka para buruh akan lebih memilih ke Kalimantan mencari pekerjaan baru.

Menurut pendapat saya pribadi dalam perspektif ekonomi yang sudah dijelaskan oleh Dr. Ikhram, akan adanya dua dampak yaitu negatif dan juga positifnya. Di mana kedua hal tersebut akan selalu berdampingan.

Mungkin yang nantinya akan terlihat lebih dulu ialah dampak positifnya di mana akan ada pemerataan ekonomi. Meningkatkan kesempatan kerja para buruh Indonesia yang tadinya bekerja di Sabah dan Sarawak akan mencari pekerjaan di Kalimantan, serta menjadikan Kalimantan sebagai Smart City.

Namun dari segi negatifnya, Kalimantan nantinya akan menjadi kota yang padat penduduk sehingga kemungkinan yang akan terjadi ialah ketidakstabilan keamanan.

Penulis : Indah Khairunnisa, Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti