KENDAL – Deputi Bidang Pemanfaatan dan Kerja Sama Usaha Badan Bank Tanah, Hakiki Sudrajat mengungkapkan bahwa Badan Bank Tanah tengah melakukan profiling (pendataan dan pemeriksaan) terhadap lahan tanah seluas 200 hektare.
Menurutnya, saat ini sudah ada sekitar 3 lokasi lahan yang menjadi sasaran target penyediaan lahan untuk pembangunan rumah program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Salah satunya, wilayah Penajam Paser Utara (PPU) yang merupakan wilayah penyangga Ibu Kota Negara (IKN).
“Saat ini baru ada sekitar 2 atau 3 lokasi. Kita coba diskusi lebih lanjut. Kalau dari kami, salah satunya lokasi yang dekat dengan IKN. Ya mudah-mudahan bisa berbarengan dengan program pemerintah yang lain,” ungkap Hakiki saat ditemui usai acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) perencanaan, pembangunan dan pembiayaan perumahan bagi MBR antara Badan Bank Tanah dengan beberapa stakeholder lintas sektor di Kabupaten Kendal, Selasa (23/7/2024).
Dalam kesempatan ini, Hakiki menjelaskan bahwa Badan Bank Tanah yang berperan menyediakan tanah sudah sesuai dengan mandat PP 64 tahun 2021. Di mana salah satunya untuk menjamin ketersediaan tanah bagi kepentingan umum.
“Kami ingin mendukung program pemerintah dalam penyediaan rumah untuk MBR serta bisa mengatasi persoalan ketersediaan rumah di Indonesia,” jelasnya.
Dia berharap dengan adanya program penyediaan rumah bagi MBR dapat mendukung kesejahteraan rakyat sehingga tercipta ekonomi yang berkesinambungan, pemerataan sosial serta tidak adanya kesenjangan di masyarakat.
Diketahui, sebelumnya Bank Tanah pada tahun 2023 lalu telah melakukan penyediaan lahan untuk perumahan MBR di Cigedog dan Jatirokeh, Brebes, Jawa Tengah dengan total luas 0,66 hektar.
Ada pun di dalam proyek perumahan MBR tersebut, Badan Bank Tanah berkolaborasi dengan Perumnas, BP Tapera, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, serta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN.
Pewarta : Nicha R