TENGGARONG – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak (sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi), jadi perhatian khusus Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutai Kartanegara.
Berbagai upaya langsung dilakukan, pasca-rapat koordinasi bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kaltim, belum lama ini. Aji Gazali Rahman, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Distanak Kukar mengatakan, pihaknya sudah melakukan identifikasi hewan ternak dengan mendatangi 4 pemasok hewan.
Keempat perusahaan diketahui sering mendatangkan sapi dan kambing dari Pulau Jawa, yang banyak ditemukan kasus PMK. Sekitar pekan pertama dan kedua Ramadan, mereka diketahui mendatangkan sapi dan kambing. Sedangkan baru dua pekan ini, wabah PMK merebak di beberapa daerah di Indonesia.
Pemeriksaan dan pengambilan sampel darah sapi dan kambing, lanjut Gazali, tak hanya untuk hewan yang didatangkan dari Jawa, tapi juga dari Kupang. Sampel darah kemudian dikirim ke Balai Veteriner Banjarbaru, kemudian ke Surabaya untuk mengetahui hasil laboratoriumnya. “Saat ini belum ada kasus PMK di Kukar. Sudah diperiksa mulut dan kakinya masih normal,” ujar Gazali saat dikonfirmasi mediakaltim.com, Sabtu (14/4/2022).
Dijelaskan, langkah dini yang dilakukan Distanak Kukar adalah, sementara waktu tidak mengeluarkan rekomendasi mendatangkan sapi dan kambing. Terutama dari daerah yang sudah teridentifikasi terdapat PMK.
Kebijakan ini, lanjut Gazali, baru dicabut setelah ada keputusan resmi dari DPKH Kaltim, Senin (16/5/2022). Nantinya akan diputuskan, memperketat masuknya ternak atau sama sekali melarang masuknya sapi dan kambing dari daerah terdampak wabah PMK.
“Bukan melarang, hanya belum mau mengeluarkan rekomendasi saja,” lanjut Gazali.
Dikhawatirkan bila tak ditangani dengan baik dan serius, hingga tidak ada hewan yang masuk ke Rumah Pemotongan Hewan (RPH), bakal menimbulkan gejolak ekonomi.
Ujungnya, daging di Kukar akan langka dan ditakutkan bakal berdampak langsung dengan harga.
Terlebih, 70 persen kebutuhan daging Kaltim yang mencapai 60-70 ribu ekor per tahun, didatangkan dari Jawa, Sulawesi, dan Kupang. Sementara Kukar masih bisa mengandalkan pasokan dari peternak lokal.
Aji Gazali mengimbau peternak Kukar untuk berinisiatif melapor jika menemukan hewan yang terserang wabah PMK. Adapun ciri-ciri hewan ternak yang terserang PMK adalah: demam tinggi, tidak mau makan, liurnya sangat bau. Pada kaki biasanya ditemukan luka seperti terkelupas, di mana jika sudah parah kuku hewan ternak akan terlepas sendiri.
“Apabila timbul gejala seperti itu, segera lapor ke Distanak Kukar untuk segera dilakukan penanganan,” kata Aji Gazali. (adv/afi)