SANGATTA – Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Timur (Kutim) Hariyati mengapresiasi langkah masyarakat untuk membentuk Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu). Dengan adanya Posbindu, menurut dia, artinya menunjukkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat, semakin tinggi.
“Yang membentuk (Posbindu) adalah masyarakat sendiri. Artinya, masyarakat mulai sadar, sudah memiliki paradigma untuk hidup sehat,” kata Hariyati.
Posbindu merupakan layanan kesehatan terpadu yang diperuntukkan untuk penyakit tidak menular. Terutama penyakit yang mulai marak di kalangan anak muda, seperti hipertensi, gula darah, asam urat, jantung dan beberapa penyakit lainnya.
Posbindu, menurut Hariyati, sudah berkembang dan tersebar di masing-masing rukun tetangga (RT) di Kutim. Tujuannya untuk pemberdayaan masyarakat dalam upaya merawat kesehatan.
“Posbindu adalah salah satu cara deteksi dini bagi seseorang untuk mengetahui penyakitnya, sehingga yang bersangkutan dapat melakukan upaya pencegahan atau pengobatan dini,” terang dia.
Melalui media ini, Hariyati menyampaikan, tren penyakit tidak menular di Kutim dalam beberapa tahun terakhir diketahui cenderung mengalami peningkatan. Namun angka pastinya, Haryati mengaku tidak begitu ingat.
Namun yang pasti menurut dia, tren penyakit tidak menular mengalami peningkatan. Adanya peningkatan jumlah itu, bukan karena adanya penyebaran virus dan sebagainya, tetapi sebagai akibat asupan pola makan, pola asuh dan perilaku hidup masyarakat yang tidak sehat.
Karenanya, Dinkes Kutim akan terus berupaya melakukan berbagai kegiatan sosialisasi dan pembinaan kemasyarakatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga pola hidup sehat. Sebab manfaatnya bukan untuk orang lain, tetapi untuk masyarakat itu sendiri.
“Adanya peningkatan penyakit tidak menular itu bukan karena kinerja kami kurang bagus. Tapi justru karena kinerja kami bagus. Kami mampu mengajak mereka untuk segera mendeteksi dini penyakit yang kemungkinan mereka idap,” katanya.
Dalam berbagai kesempatan, dikatakan Haryati, kalau Dinkes Kutim terus berupaya mengajak masyarakat agar mengedepankan pola hidup sehat. Melaksanakan prinsip pencegahan daripada pengobatan adalah jauh lebih baik bagi masyarakat.
“Kalau kami diam saja, tidak melaksanakan sosialisasi dan sebagainya, maka secara data angka penyakit tidak menular kesannya akan turun. Padahal logikanya, kita harus menemukan penyakit itu,” tuturnya.
Selain pola hidup, data penyakit tidak menular cenderung mengalami peningkatan menurut Hariyati. Hal ini dapat juga diakibatkan karena mulai terbentuknya Posbindu di sejumlah RT, sehingga data semakin terakumulasi.
“Misalkan ada seseorang memeriksakan kesehatan di Posbindu, maka data itu akan terekap. Itu yang membuat secara angka jumlahnya menjadi naik atau bertambah. Dan itu bagus supaya kami bisa melakukan berbagai upaya pencegahan,” pungkasnya. (ref/ADV)