TENGGARONG – Tren penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kutai Kartanegara (Kukar) terus menurun. Hingga akhir Maret 2023 ini, tercatat sudah ada 147 kasus yang didata oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Kartanegara. Seperti yang disampaikan Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kutai Kartanegara, Supriyadi.
Supriyadi menyebut DBD merupakan penyakit yang sifatnya musiman, terutama ketika memasuki musim penghujan. Biasanya akan mereda di akhir tahun, yakni pada bulan September ke atas. Pada Januari, tercatat sebanyak 73 kasus, pada Februari 54 kasus, dan pada Maret sebanyak 20 kasus. “Kematian 0 kasus, semoga 0 terus sampai akhir tahun,” ujar Supriyadi, Kamis (30/3/2023).
Selain tetap mensosialisasikan pencegahan DBD melalui Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) dalam program promosi kesehatan (promkes) dengan pemberantasan sarang nyamuk, menutup, dan menguras penampungan air, Dinkes Kutai Kartanegara juga mendukung seluruh puskesmas di wilayahnya dengan pengadaan alat Rapid Diagnostic Test (RDT) tes untuk DBD.
Ini merupakan langkah yang dilakukan oleh Dinkes Kutai Kartanegara untuk mengantisipasi kasus kematian yang terjadi pada 2022 lalu, sebanyak 5 kasus. Harapannya, nantinya semua pasien yang terindikasi suspek DBD akan dilakukan tes, dan sampelnya dikirim ke laboratorium.
Keterlambatan penanganan karena salah diagnosis sering ditemukan selama ini. Ketika salah mendiagnosa dan trombosit darah pasien suspek DBD turun dan kondisi kesehatan pasien menjadi parah, hal ini akan berdampak parah bagi pasien.
“Jadi begitu (hasil) RDT-nya positif walaupun hasil laboratorium-nya negatif, tapi mereka harus mengikuti tata laksana DBD agar sampai tidak ada kejadian meninggal atau terlambat penanganan,” tutupnya. (adv/afi)