spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BWS Kalimantan IV Ungkap Penyebab Banjir di Samarinda

SAMARINDA – Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Samarinda terus melakukan pengawasan terhadap banjir yang melanda beberapa wilayah di Kota Samarinda.

Sejumlah kawasan terdampak, termasuk Kelurahan Budaya Pampang, Kelurahan Loa Bakung, Karang Mumus, dan Jalan Juanda, masih tergenang akibat hambatan aliran air di sungai.

Dalam konferensi pers di Anjungan Karang Mumus, Balai Kota Samarinda, Kepala BWS Kalimantan IV, Yosiandi Radi Wicaksono, menyampaikan bahwa banjir ini dipicu oleh berbagai faktor. Di antaranya, karena banyaknya pemukiman di pinggiran Sungai Karang Mumus yang belum dibebaskan sehingga pelebaran sungai sebagai solusi banjir belum bisa dilaksanakan, serta adanya infrastruktur teknis seperti pipa PDAM, dan akses jalan yang mempengaruhi sistem drainase.

Selain faktor struktural, cuaca ekstrem juga memperparah kondisi. Curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan kenaikan debit air sungai. Data pemantauan menunjukkan bahwa pada 28 Januari, curah hujan mencapai 60-70 mm, sementara pada 26 Januari 2025 tercatat mencapai 140 mm.

Kondisi ini menyebabkan genangan air di berbagai titik, termasuk Perumahan Griya Mukti dan kawasan Bengkuring.

Banjir di Samarinda juga dipengaruhi oleh limpahan  air dari Sungai Karang Mumus yang mengalami kenaikan muka air secara signifikan.

Meskipun aliran air dari Muara Karang Mumus ke Sungai Mahakam masih terpantau normal, daerah Karang Mukti mengalami stagnasi air. Hal ini menunjukkan adanya hambatan yang memperlambat aliran air ke hilir.

Wali Kota Samarinda, Andi Harun, yang memimpin konferensi pers, menegaskan  pihaknya akan terus berkoordinasi dengan BWS Kalimantan IV serta instansi terkait untuk mencari solusi jangka panjang.

Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah normalisasi sungai dan perbaikan sistem drainase di wilayah terdampak.

“Dalam waktu dekat, kami akan melakukan upaya konkret agar permasalahan banjir di Samarinda dapat diminimalisir,” ujar Andi Harun.

Penulis: Hanafi
Editor: Nicha R

16.4k Pengikut
Mengikuti