TENGGARONG – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah mengikuti dialog interaktif RRI Samarinda, di Studio Pro 1 RRI Samarinda, Senin (15/11/21). Tema yang dibahas ialah “Mengawal Visi Kukar Idaman”. Bupati didampingi Kabag Prokompim Kabupaten Kukar Ismed, Kepala RRI Samarinda Rahma Juwita dan dipandu oleh Marga Rahayu.
Ditanya tentang road show 18 kecamatan dalam 100 hari kerjanya pasca-pelantikan, Edi Damansyah menjawab bahwasanya ia dilantik pada era pandemi Covid 19 sehingga kunjungan ke kecamatan agak dibatasi. Dia juga menjelaskan tentang visi Kukar Idaman, dengan 2 kata kunci, yaitu sejahtera dan bahagia adalah pemenuhan hak-hak dasar masyarakat, seperti pemenuhan air bersih.
“Kalau bicara kebijakan listrik, ada kategori desa yang masuk kategori remote area, desa yang tidak masuk klasifikasi layanan PLN dan sebagai jalan alternatifnya adalah listrik tenaga surya yang sudah dilakukan di Desa Muara Enggelam bahkan dalam RPJMD 2021 menjadi prioritas itu adalah program Terang Kampongku ini sedang berjalan dimana ada MoU (memorandum of understanding, Red.) dengan Politeknik Negeri Samarinda untuk melakukan studi di 17 desa,” bebernya.
Mengenai air bersih, ia menyebutkan belum semua desa di Kukar mendapatkan fasilitas air bersih. “Ada beberapa desa yang belum bisa tersentuh oleh PDAM karena kondisi karakteristiknya. Jadi harus ada konsep pendekatan, secara nasional ada program Pamsimas (penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat, Red.), disana ada kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan akademik. Ini dikerjakan secara bertahap bekerjasama dengan Politeknik Samarinda seperti di Desa Batuah Dusun Tani Maju yang baru diresmikan,” ujarnya.
Menjawab Kukar yang ditetapkan sebagai kabupaten level 1 PPKM, ia menjelaskan mengolah kondisi kebijakan secara nasional dengan kondisi karakteristik Kukar yang mana ada kearifan lokal.
Kemudian tentang jalan di Kukar, dia menjelaskan, ada 193 desa, 44 kelurahan 18 kecamatan, ada 33,1 persen atau 724,2 kilometer jalan kabupaten yang kondisi jalannya memang rusak dan 78,66 kilometer rusak berat. Kemudian ada 246,19 kilometer jalan provinsi dan 335, 9 kilometer jalan nasional.
“Bicara kebijakan jalan, ada jalan kabupaten, nasional dan provinsi, namun masyarakat tidak mengerti kebijakan (pembagian kewenangan, Red.) jalan tersebut sehingga jika ada jalan rusak kepala daerahnya yang dituntut.
Dalam Kukar Idaman ada 2 yang menjadi perioritas, yaitu infrastruktur jalan yang menuju sentra produksi dan jalan menuju objek wisata. Infrastruktur kedua adalah telekomunikasi yang masih banyak titik blankspot di Kukar,” ungkapnya.
“Kami sangat ingin semuanya bisa tuntas secepatnya cuma daya dukung kita sangat terbatas, kita harus cerdas menetapkan skala prioritas melalui data dilapangan yang akurat, saya juga mengimbau seluruh kepala OPD agar bekerja langsung ke lapangan biar apa yang dikerjakan tepat sasaran, tidak menerawang,” tegasnya.
Kukar, kata bupati, tidak ingin menjadi penyangga Ibu Kota Negara (IKN) namun ingin menjadi mitra IKN dimana, pembangunannya akan seimbang dengan pembangunan IKN, begitu pula dengan penyerapan aparatur sipil negara (ASN) agar bisa ASN Kukar nantinya terbagi ke daerah IKN.
Menyinggung pertanian di Kukar, ia sangat memberikan perhatian khusus pada pertanian Kukar, dengan menuntaskan beberapa permasalahan pertanian di antaranya, pengairan, irigasi, embung dan saluran.
Sebagai kata kunci di sesi akhir dialognya, Edi berharap masyarakat bisa hidup harmoni, penuh dengan ketenteraman rasa kebersamaan, kepedulian, gotong royong tidak lepas berlandaskan keimanan dan ketakwaan untuk masyarakat yang sejahtera.
“Kritik, ingatkan dan berikan masukan untuk kami tidak ada keberhasilan bisa dicapai kerja sendiri tanpa adanya peran serta semua, apalah artinya Edi Damansyah dan Rendi Solihin tanpa semua pemangku kepentingan dan masyarakat saling bersinergi,” pungkasnya. (hms/adv)