TENGGARONG – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, secara resmi melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gedung 1, 2, dan 3 RSUD AM Parikesit Kukar. Pengembangan ini akan menjadi lokasi perluasan dari rumah sakit plat merah tersebut. Acara ini berlangsung pada Senin (22/5/2023) dan diawali dengan prosesi adat Tempong Tawar yang dipimpin oleh Sultan Aji Muhammad Arifin.
Peletakan batu pertama tersebut dilakukan oleh Bupati Edi Damansyah, didampingi oleh Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kukar, Sunggono, Wakil Ketua DPRD Kukar, Alif Turiadi, Plt Dirut RSUD AM Parikesit, dr Martina Yulianti, dan beberapa perwakilan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kukar.
“Semoga pembangunan fisik gedung ini dapat selesai tepat waktu dan juga memenuhi standar yang telah ditetapkan. Bangunan rumah sakit ini memiliki standar yang harus dipenuhi,” ujar Edi Damansyah setelah melakukan peletakan batu pertama.
Hal ini menjadi perhatian utama bagi Bupati Kukar, mengingat pengalaman sebelumnya ketika melakukan pemindahan lokasi dari rumah sakit lama di Kecamatan Tenggarong ke Tenggarong Seberang. Bangunan yang telah disiapkan tidak dapat digunakan karena belum memenuhi standar yang ditetapkan.
“Oleh karena itu, harapan kita adalah pembangunan fisik ini selesai tepat waktu dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan,” lanjut Edi.
Bupati Edi memastikan bahwa proyek ini akan berlangsung selama 7 bulan ke depan. Meskipun mengalami penundaan dari jadwal semula, Edi memastikan bahwa pembangunan akan selesai tepat waktu dan diharapkan dapat beroperasi penuh pada awal tahun 2024.
Plt Dirut RSUD AM Parikesit Kukar, dr Martina Yulianti, menjelaskan bahwa pembangunan Gedung 1, 2, dan 3 ini akan menghabiskan biaya sebesar Rp 164 miliar yang bersumber dari anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Peletakan batu pertama ini menjadi tanda dimulainya pembangunan.
Rumah sakit RSUD AM Parikesit Kukar yang akan dikembangkan ini akan menyediakan beberapa pelayanan penting, termasuk ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruang Intensive Care Unit (ICU), ruang operasi, ruang hemodialisis, rehabilitasi medis, dan poliklinik eksekutif, serta fasilitas penunjang lainnya.
“Semoga pembangunan ini dapat selesai tepat waktu dan berjalan lancar, sehingga pada awal tahun depan sudah dapat memberikan pelayanan di gedung baru,” ujar Martina.
Martina menjelaskan bahwa pengembangan rumah sakit ini telah direncanakan sejak lama, termasuk pembuatan masterplan, karena bangunan yang ada saat ini sudah berusia lebih dari 10 tahun dan mengalami beberapa kerusakan, seperti kebocoran yang sering mengganggu pelayanan.
Selanjutnya, bangunan lama akan dialihfungsikan menjadi paviliun, sementara bangunan baru akan dilengkapi dengan 10 ruang operasi dan 50 tempat tidur untuk perawatan intensif, termasuk ruang ICU, NICU, ICCU, dan PICU. Selain itu, terdapat juga 40 tempat tidur di ruang hemodialisis, 20 ruang fisioterapi, gedung UGD tiga lantai, dan beberapa poliklinik eksekutif. (adv/afi)