spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Buka Program Paket A untuk Ibu Muda Putus Sekolah, Membangun Generasi Muda Kampung Atas Air di Balikpapan

Ada perbedaan yang khas dan unik di Kampung Atas Air Kelurahan Margasari Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan. Kampung yang pernah mengantarkan Balikpapan menerima penghargaan Inovasi Management Perkotaan (IMP) Award 2013 ini memang menjadi bukti keberhasilan Pemkot Balikpapan dalam menyulap kawasan kumuh menjadi kawasan yang tertata rapi dan lebih hijau.

Lokasi kampung ini ada di belakang Kilang Unit Pengolahan V Pertamina. Disebut Kampung diatas Air dikarenakan perkampungan ini memang dibangun di atas air laut. Rumah-rumah berjejer di atas bangunan jembatan yang terbuat dari kayu ulin yang memanjang seluas 6,7 hektar. Untuk sampai ke area ini, kita dapat menggunakan akses Jalan Sepaku Balikpapan Barat.

Meskipun berada di atas air, namun kampung ini tetap memiliki area ruang hijau yang menyejukkan. Tepat di belakang kampung ini terdapat sebuah jembatan beton yang memanjang. Dari atas jembatan kita dapat melihat areal konservasi mangrove dan obor kilang yang nyaris tak pernah padam. Jika sore datang biasanya anak-anak kecil mulai berenang di sungai dengan riang gembira.

Kesadaran akan lingkungan yang bersih dan nyaman warga di kampung ini pun patut diacungi jempol, hampir tidak ditemukan sampah yang dibuang sembarangan. Biasanya Kampung Atas Air akan lebih ramai jika malam, karena tak jauh dari jembatan beton ada lokasi wisata kuliner yang tertib berupa gazebo-gazebo yang berderet rapi menjajakan makanan lezat khas Balikpapan.

Meskipun arealnya tidak luas, namun Kampung Atas Air ini sungguh mempesona dan wajib hadir dalam bucket list perjalanan wisata Anda bila sedang berkunjung ke Balikpapan. Akan tetapi dibalik hal indah tersebut masih tersimpan sebuah kisah miris dari penduduk setempat. Beberapa waktu lalu saya berkesempatan menyapa para warga terutama dari kaum ibu-ibu muda.

Saat berdampingan dengan mereka, saya ditemani oleh Ibu Hidayah, istri Ketua RT O4 Kampung Atas Air. Sekitar 1 jam kami berinteraksi, dan dengan lugas para ibu muda menceritakan bagaimana mereka menikah, melahirkan dan membesarkan anak. Banyak diantara mereka yang menikah di usia muda, hingga terpaksa putus sekolah lantaran harus mengurus rumah tangga.

Dari interaksi singkat tersebut, saya merasa wajib turut serta dalam pendampingan kaum ibu muda, anak-anak mulai sekolah tingkat dasar, bahkan balita, agar mengawal mereka tetap bisa hidup sehat, mendapatkan makanan yang layak sesuai standar gizi seimbang, sampai pada pola asuh dan pendidikan warga setempat.

Melihat fakta ini, saya lalu berpikir untuk membangun generasi muda Kampung Atas Air, dengan bekerjasama PKBM Marga Mulia yang dipimpin Bapak Istiar, S.Pd, M.Si yang beralamatkan di Jl Gunung IV RT 47 No. 47 Kelurahan Margo Mulya untuk mengadakan program pendidikan Paket A bagi Warga RT 04 Kampung Atas Air dengan jumlah 20 anak putus sekolah.

Anak-anak begitu semangat mengikuti pelajaran ini. Ini adalah langkah awal yang sangat baik bagi dunia pendidikan, dimana perlu digalakkan kepedulian untuk warga Kampung Atas Air sehingga memperoleh pendidikan yang layak dan pantas.

Harapannya dengan kehadiran program pendidikan ini, tidak ada lagi generasi muda Kampung Atas Air yang tidak mendapat hak pendidikan, dan ini bisa menjadi jalan bagi mereka untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Apalagi Balikpapan kedepannya menjadi wilayah penyangga ibu kota negara yang baru. Maka sudah selayaknya warga Balikpapan dientaskan dari persoalan ekonomi, kesehatan dan gizi, juga minimnya sarana prasarana penunjang hidup lainnya. (*)

Oleh: Nurul Kamaliah Umasangaji, Guru Negeri di Balikpapan,
Mahasiswi Program Doktoral di UNM Makassar

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti