SANGATTA – Meskipun sudah memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutim terus berusaha mengantisipasi dan meminimalisir potensi bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah daerah di Kutim yang memiliki hotspot (titik api).
Kepala Pelaksana BPBD Kutim Muhammad Idris Syam mengatakan saat ini pihaknya terus melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap potensi Karhutla di Kutim.
“Kita juga dibantu oleh tim pengendalian Karhutla di tingkat kecamatan serta terus berkoordinasi dengan instansi lainnya untuk pencegahan maupun penanganan Karhutla yang terjadi,” sebut Idris Syam, Rabu (7/12/2022).
Dia mengungkapkan sejak Januari hingga Agustus, Kutim ikut terbantu kondisi cuaca dengan curah hujan yang cukup tinggi, sehingga dapat meminimalisir potensi Karhutla khususnya pada daerah yang memiliki hotspot. Karena, meskipun memasuki musim kemarau sejak April hingga Agustus, namun setiap bulannya memiliki curah hujan cukup tinggi.
“Saat memasuki musim penghujan ini kita tidak terlalu mengkhawatirkan potensi Karhutla, namun kepada masyarakat tetap diminta untuk waspada terhadap bahaya tersebut mengingat kondisi cuaca di Kutim yang kadang-kadang tidak menentu,” ungkapnya.
Idris menambahkan, hal lain yang perlu diantisipasi adalah lahan-lahan kecil yang dibakar oleh masyarakat untuk berladang, sehingga harus dijaga jangan sampai melebar dan masuk ke areal lain.
Selain itu, lanjut dia, yang patut diwaspadai adalah potensi hotspot pada lahan yang memiliki kandungan batu bara. Karena hotspot pada lahan tersebut sudah lama ada, dan jika cuaca terlalu panas akan memacu terbakarnya lahan yang ada di atasnya.
Idris Syam menyebutkan bahwa BPBD Kutim terus melakukan upaya pencegahan. Salah satunya dengan membentuk kelompok masyarakat pemantau api di setiap kecamatan yang anggotanya masyarakat setempat peduli api.
“Kita sangat terbantu dengan adanya kelompok masyarakat pemantau api ini. Mereka ini rutin memantau dan melaporkan titik-titik api di seluruh wilayah Kutim,” tutupnya. (ref/ADV)