BONTANG – Migrasi sistem penyiaran TV analog ke digital pada tahap pertama yang direncakana dimulai 17 Agustus 2021, ditunda oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI. Bontang menjadi salah satu wilayah yang terdampak kebijakan ini.
Saat dikonfirmasi, Kabid Pengelolaan informasi dan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan informatika (Diskominfo) Bontang, Iskandar, membenarkan informasi tersebut. Pernyataan itu, kata dia, telah disampaikan Plt Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo, Ismail, lewat kanal YouTube Kominfo TV. “Untuk bantuan alat apakah juga ikut ditunda atau tidak, kami belum dapat informasi resmi,” ujar Islandar, Sabtu (7/8/2021).
Iskandar menilai penundaan tersebut masih memiliki sisi positif, misalnya masyarakat bisa lebih siap dan memahami tujuan migrasi. Paling tidak masyarakat bisa mendapat manfaat berupa kualitas siaran Tav dengan gambar beresolusi tinggi, ditambah suara lebih jernih. Tak hanya itu, sambung iskandar, pilihan saluran televisi yang bisa dinikmati juga lebih banyak. “Sehingga masyarakat bisa menikmati manfaat tersebut secara gratis,” terangnya.
Dalam keterangannya, Ismail menyebut, penundaan migrasi ke TV digital karena masih dalam kondisi pandemi. Hingga berujung pada belum maksimalnya sosialisasi dan kesiapan stakeholder. “Hasil evaluasi tim kementerian, masih ada yang kurang dalam proses persiapan para stakeholder di ekosistem penyiaran televisi digital,” jelas Ismail.
Penghentian siaran TV analog direncanakan berlaku secara nasional pada November 2022, yang mana Kemenkominfo membaginya dalam beberapa tahapan. Penyiaran Televisi Digital ini dapat disaksikan masyarakat hanya menggunakan antena untuk yang sudah memakai Smart TV, namun jika belum harus menambahkan alat yang disebut Set Tool Box (STB). Bantuan Set Top Box (STB) sebanyak 2.437 rencananya dibagikan ke warga miskin di Bontang.
STB merupakan alat untuk mengkonversi sinyal digital menjadi gambar dan suara yang dapat ditampilkan di TV analog biasa. Bantuan ini, bakal diberikan kepada warga miskin dari level I (sangat miskin), level II (miskin), hingga level III (hampir miskin). Untuk data penerima, nantinya Diskominfo akan bekerja sama dengan Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dissos-PM) Bontang. (bms/adv)