spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Bocah yang Hilang di Kubar Ditemukan Meninggal, Kondisi Jasad Sudah Tidak Utuh

KUTAI BARAT – Seorang bocah asal Kampung Jengan Danum  Kecamatan Damai  Kabupaten Kutai Barat, Amel Sari (Amel) yang dinyatakan hilang sejak 1 Agustus 2024 lalu, kini akhirnya ditemukan pada hari Selasa (13/8/2024)

Pada saat ditemukan, kondisi bocah berusia 9 tahun yang masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD) itu sudah tidak bernyawa. Bahkan, sebagian organ tubuhnya tidak utuh.

Paman korban, Jeri mengatakan awalnya seorang warga yang sedang menyadap karet sekitar 1 kilometer  dari rumah orang tua Amel. Namun,  melihat celana dan sandal milik korban.

“Awalnya mereka hanya melihat celana dan sandal Amel dekat Sungai Pesikng, di daerah rawa berlumpur. Setelah itu mereka posting di Facebook. Postingan itu dilihat oleh keluarga sekitar jam 12 siang. Kemudian ibu dan ayah Amel langsung menghubungi orang yang menemukan pakaian itu, karena mereka yakin itu milik Amel. Akhirnya mereka pergi sama-sama ke kebun karet untuk mencari,” terang Jeri.

Sesampainya di lokasi, mereka langsung melakukan pencarian di sekitar tempat celana dan sandal Amel ditemukan. Jasad bocah malang itu akhirnya ditemukan oleh ibunya sendiri sekitar 40 meter dari titik penemuan pakaian Amel.

“Ibu Amel langsung histeris saat melihat anaknya dalam keadaan telungkup di daerah rawa. Akhirnya kami laporkan kepihak  Polisi baru kita evakuasi bersama petugas BPBD,” katanya.

Menurut Jeri, saat ditemukan, jasad Amel sudah hampir membusuk. Namun yang aneh, kaki kiri korban dari lutut ke bawah tidak ada. Kepala Amel juga botak, padahal Amel memiliki rambut panjang.

“Posisi jenazah telungkup dengan kaki kanan terpelintir, sedangkan kaki kirinya dari lutut ke bawah hilang. Hanya tersisa tulang besar dari paha ke atas. Rambutnya juga hilang,” ungkap Jeri.

Jasad Amel kemudian dievakuasi ke rumah duka dan setelah itu dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Harapan Insan Sendawar  (HIS) untuk pemeriksaan lebih lanjut. Keluarga besar masih akan berdiskusi mengenai keputusan untuk melakukan otopsi, mengingat banyaknya kejanggalan pada jasad Amel.

“Jenazah sudah dibawa kembali ke rumah duka sekitar jam 8 malam tadi. Kami keluarga besar meminta untuk dilakukan otopsi karena banyak keanehan pada tubuh jenazah. Kami tidak ingin berspekulasi apakah ini kasus pembunuhan atau bukan, jadi kami mau diotopsi untuk mengetahui penyebab kematian yang sebenarnya,” jelas Jeri.

Kondisi fisik yang tidak wajar itu juga diungkapkan oleh petugas BPBD Kabupaten Kubar, Seno, yang ikut mengevakuasi jasad Amel. Menurutnya, saat dievakuasi, tubuh Amel hampir hancur dan kaki kirinya tidak ada.

“Kaki kirinya dari lutut ke bawah tidak ada. Apakah dimakan binatang atau penyebab lainnya, kita belum tahu. Posisi jenazah telungkup di rawa-rawa seperti parit kering,” kata Seno.

Dia bilang, pihak BPBD hanya membantu dalam pencarian dan evakuasi, sementara untuk proses penyelidikan lebih lanjut diserahkan kepada pihak kepolisian.

“Dari awal laporan hilang, kami membantu pencarian bersama warga, pemerintah kampung dan keluarga. Setelah ditemukan, kami serahkan ke aparat kepolisian. Tadi jenazah sudah dibawa oleh tim Inafis Polres ke rumah sakit,” tambah Seno.

Sementara itu, aparat kepolisian telah mengumpulkan informasi dan keterangan, serta berdiskusi dengan keluarga mengenai otopsi.

“Ya, dari kepolisian sudah menawarkan untuk melakukan otopsi, tetapi orang tua masih diskusi dengan keluarga. Kalau kami keluarga besar memang menginginkan otopsi,” ungkap Jeri.

Sebelumnya diberitakan, Amellinda Sari (Amel), dikabarkan hilang sejak 1 Agustus 2024. Ayah Amel, Salfianus Mulyono, dalam laporannya ke aparat berwajib menjelaskan, putrinya pergi meninggalkan rumah pada hari Kamis tanggal 1 Agustus 2024 sekitar pukul  07.30 Wita pagi di Jalan. Puruq RT 002 Kampung Jengan Danum tanpa izin dirinya maupun ibu Amel, Yutmilda.

Salfinus mengatakan, dia hanya tahu Amel berangkat ke sekolah di SD 002 Jengan Danum bersama kedua adiknya. Tetapi Amel saat itu tidak mengenakan seragam sekolah.

“Dan terakhir anak saya terlihat di kantin sekolah SD 002 Jengan Danum, setelah itu tidak kembali lagi dan tidak terlihat sampai surat ini diterbitkan,” jelas Salfianus.

Pewarta :Ichal
Editor : Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti