spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BMKG Balikpapan Sebut Dampak El Nino 2023 Lebih Dahsyat

BALIKPAPAN – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balikpapan mencatat saat ini seluruh wilayah Indonesia tengah dilanda fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) di Samudra Pasifik.

Kasi Data dan Informasi BMKG Balikpapan, Dian Novrida mengatakan, fenomena El Nino adalah sebuah fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur menjadi lebih hangat dari biasanya.

Fenomena alami ini menyebabkan anomali pola cuaca global, yang berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah di dunia, termasuk di Indonesia.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan BMKG, indeks El Nino pada Juli 2023 lalu mencapai level moderate, sementara IOD sudah memasuki level index yang positif.

“Fenomena El Nino dan IOD positif saling menguatkan sehingga membuat musim kemarau 2023 menjadi lebih kering,” ujarnya, Minggu (13/8/2023).

Lebih lanjut Dian menjelaskan, kendati demikian bukan berarti tidak ada potensi turun hujan. Beberapa waktu lalu, Kota Balikpapan sempat diguyur hujan dan angin.

“Tapi itu hanya hujan lokal dan intensitasnya sangat rendah,” jelasnya.

BACA JUGA :  Pengunjung Trauma Berenang di Pantai Manggar

Puncak kemarau kering 2023 diprediksi terjadi Agustus hingga awal September, dengan kondisi lebih kering dibandingkan tahun 2020, 2021 dan 2022.

Sepanjang musim kemarau ini dampaknya pun tak main-main. Selain kekeringan, fenomena ini juga berpotensi mengganggu ketahanan pangan bahkan berskala nasional. Sebab bakal berimbas pada sektor pertanian terutama lahan pertanian tadah hujan yang masih menggunakan sistem pertanian tradisional.

“Jadi ada ancaman gagal panen pada lahan pertanian tadah hujan,” tambah Dian.

Kondisi kekeringan ini juga dapat berujung kepada bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), yang jika tidak terkendali dapat menimbulkan krisis kabut asap yang berdampak pada kualitas lingkungan, ekonomi, sosial hingga kesehatan masyarakat.

Selama fenomena ini berlangsung, kondisi suhu di Kota Balikpapan masih berada di kisaran normal, antara 25-31 derajat Celcius.

“Saat ini juga masih terdapat awan di wilayah Balikpapan yang bisa menahan radiasi matahari, sehingga ketika malam hari suhunya tidak turun drastis,” tutupnya. (bom)

Pewarta : Aprianto.  Editor: Nicha Ratnasari

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img