spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berikan Ribuan Makan Gratis kepada Militer Israel, Mesir dan Lebanon Memboikot McDonald’s

MESIR – Sejumlah masyarakat di seluruh dunia memutuskan memboikot restoran cepat saji McDonald’s setelah perusahaan ini memberikan makanan secara gratis kepada pasukan militer dan penduduk Israel.

Langkah McDonald’s ini memicu kritik tajam di tengah meningkatnya ketegangan akibat konflik antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza.

Dilansir dari News Week pada Minggu (15/10), berbagai pengguna media sosial mengkritik langkah waralaba makanan cepat saji ini. Salah satunya adalah kritik terhadap McDonald’s yang dianggap ikut campur dalam konflik tersebut.

Sejumlah pengguna media sosial, termasuk pengguna X, mengungkapkan kecamannya terhadap McDonald’s. Salah satu cuitan menyatakan, “McDonald’s memberikan makanan gratis kepada IDF (Angkatan Bersenjata Israel). Mari kita boikot McDonald’s karena mendukung perusahaan yang terlibat dalam konflik adalah tindakan yang salah, terutama jika menyangkut hilangnya nyawa orang yang tidak bersalah.”

Selain itu, ada juga berbagai unggahan poster yang mengajak untuk meningkatkan kesadaran dan akuntabilitas. McD diminta untuk bersikap lebih adil dalam konflik ini.

Asap mengepul di atas gedung-gedung selama serangan udara Israel, di Kota Gaza, Senin (9/10/2023). Foto: MAHMUD HAMS / AFP

Hingga saat ini, raksasa makanan cepat saji tersebut telah menyumbangkan 12.000 makanan kepada IDF dan penduduk Israel di daerah sekitarnya.

Dikutip dari Bussinesinsider, Jumat (13/10/2023), McDonald secara total membagikan 12 ribu paket makanan di seluruh negara zionis tersebut.

“Kami terus mendonasikan ribuan makanan harian kepada tentara di seluruh negeri. Sebagai tambahan, tentara dan pasukan keamanan juga mendapatkan diskon 50 persen yang datang ke cabang kami,” kata McDonalds dalam akun social medianya, Jumat (13/10/2023).

Meskipun mendapat simpatik terhadap situasi Israel, keputusan ini mendapat kritik pedas, bahkan sampai memaksa perusahaan untuk mengunci akun media sosialnya di platform seperti X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, dan Instagram.

Langkah McDonald’s ini juga menciptakan efek gelombang di tingkat internasional. Di Lebanon, misalnya, terjadi protes besar-besaran di luar gerai McDonald’s sebagai bentuk penentangan terhadap tindakan perusahaan ini.

Keputusan ini muncul di tengah konflik regional yang semakin memprihatinkan, dengan lebih dari 1.100 orang dilaporkan tewas dalam serangan Hamas di Israel bagian selatan dari Gaza. Israel telah merespons dengan penempatan pasukan dan serangan udara, yang semakin memperburuk situasi.

Sikap McDonald’s sebagai perusahaan multinasional berada pada persimpangan antara kepentingan bisnis dan etika sosial-politik. Sementara bagi beberapa orang tindakan ini dianggap sebagai bentuk solidaritas, bagi yang lain, terutama yang mendukung Palestina, langkah ini dianggap sebagai tindakan yang mendukung Israel dan melupakan kompleksitas serta tragedi kemanusiaan yang sedang berlangsung di Palestina.

McDonald’s hingga kini belum memberikan respon resmi terhadap boikot yang sedang berlangsung. (MK)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti