TANJUNG REDEB – Dalam rangka mewujudkan peningkatan budidaya ikan, sejumlah masyarakat empat kampung di lingkup Kecamatan Gunung Tabur mengikuti pelatihan pakan ikan alternatif yang diproduksi secara mandiri. Diketahui, kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Berau Coal.
Kepala Dinas Perikanan Berau, Dahniar Ratnawati mengaku sangat mengapresiasi kegiatan yang berlangsung Kamis, (25/5/2023) itu. Dikatakannya, pelatihan serupa juga sudah beberapa kali dilakukan oleh PT Berau Coal.
“Pelatihan pakan alternatif ini harus terus dilakukan. Karena, para pembudidaya ikan saat ini dihadapkan dengan pakan-pakan buatan pabrik yang mahal,” ungkapnya.
Disebutnya, melalui kegiatan pelatihan pakan alternatif tersebut, para peserta diberikan ilmu untuk memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada. Sehingga, modal yang dikeluarkan untuk pakan ikan dapat ditekan.
“Saya harap peserta yang mengikuti, dapat mengadopsi ilmu yang diberikan dan bisa memberikan kontribusi terhadap daerah,” katanya.
Ia menerangkan, pakan alternatif tersebut merupakan program Kementerian Perikanan yang juga tengah dijalankan pihaknya. Sehingga, pelatihan yang diinisiasi oleh PT Berau Coal itu selaras dengan tujuan mereka, yakni meningkatkan perekonomian pembudidaya ikan.
“Jadi melalui pelatihan ini, modal yang dikeluarkan para pembudidaya untuk pakan dapat berkurang. Maka dari itu, pembuatan pakan alternatif secara mandiri ini merupakan suatu solusi yang tepat,” ujarnya.
Dahniar Ratnawati mengaku sangat berterima kasih kepada PT Berau Coal. Dirinya berharap agar pelatihan tersebut dapat dilakukan secara berkelanjutan. “Hal ini juga bentuk perhatian PT Berau Coal. Saya harap dapat selalu memberi manfaat kepada masyarakat,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Community Development (Comdev) PT Berau Coal, Aprita Lestari Harahap memaparkan, pelatihan pakan alternatif tersebut diikuti oleh empat kampung, yakni Kampung Melati Jaya, Batu-batu, Pulau Besing dan Merancang Ilir.
Dirinya mengungkapkan, untuk di Kabupaten Berau sendiri tidak hanya pakan ikan saja yang harganya tinggi. Melainkan juga pakan untuk beberapa bidang peternakan lainnya.
“Maka dari itu, pelatihan ini kami lakukan dengan tujuan membantu para pembudidaya ikan untuk memenuhi kebutuhan pakannya,” terangnya.
Aprita membeberkan, selain di Kampung Melati Jaya, PT Berau Coal juga memberikan dukungan dan pelatihan di Kampung Labanan Makarti. Sebab, Badan Usaha Milik Kampung (BUMK)-nya mengelola ayam kendang bertelur, yang diketahui saat ini dapat memproduksi pakan secara mandiri.
“Setelah berjalan satu tahun, mereka terkendala di pakan. Maka dari itu, kami memberi dukungan berupa mesin pakan, dengan tujuan memberi kemudahan terhadap masalah yang mereka alami,” jelasnya.
Disampaikannya, PPM PT Berau Coal memiliki program peningkatan roda perekonomian masyarakat. Salah satunya di bidang perikanan, peternakan dan pertanian.
“Melalui pelatihan ini, saya berharap para peserta dapat memahami ilmu yang diberikan, sehingga mampu mengembangkan usaha pakannya masing-masing,” ucapnya.
Dirinya menegaskan, dalam pakan hal yang paling utama adalah ketersediaan bahan baku. Seperti Jagung dan Singkong. Jika bahan utama tidak terpenuhi, maka sama halnya dengan membeli pakan di luar.
“Maka dari itu, harus diusahakan bagaimana bahan baku utamanya terpenuhi. Tetapi, di Kampung Melati Jaya ini kebunnya cukup luas. Jadi buat kelompok untuk bahan bakunya, potensinya bahkan bisa dijual atau menjadi bisnis kelompok. Atau bisnis BUMK di kampung masing-masing,” sebutnya.
Aprita sangat mengharapkan pelatihan tersebut dapat memberi dampak positif kepada masyarakat. “Kuncinya harus serius dan konsisten dalam menjalankan usaha budidayanya. Kami dari PT Berau Coal tentu terus akan memberikan pendampingan,” bebernya.
Sementara, perwakilan Kelompok Ternak Mamminasae Kampung Melati Jaya, Bahrudin mengaku baru pertama kali mengikuti pelatihan pembuatan pakan alternatif yang diproduksi secara mandiri itu.
“Ini sangat memberi bermanfaat terhadap kelompok kami. Apalagi, ilmu mengenai memproduksi pakan ini sangat benar-benar dibutuhkan,” sampainya.
Dia membeberkan, kelompoknya saat ini memerlukan mesin pakan. Pasalnya, budidaya ikan sangat diseriusi oleh pihaknya. Terlebih dirinya mengaku memiliki usaha budidaya ikan lele dan nila, dengan luas kolam 48 meter persegi.
Kendati demikian, Bahrudin sangat berterimakasih kepada PT Berau Coal karena telah memberi pelatihan yang sangat bermanfaat bagi pihaknya. Sehingga, mereka dapat memproduksi pakan secara mandiri dan tidak mengeluarkan modal tinggi untuk memperoleh pakan pabrik.
“Selama membeli pakan pabrik yang harganya relatif mahal. Jadi dengan adanya pelatihan dari PT Berau Coal ini sangat membantu kami untuk menekan biaya pakan yang ada saat ini,” pungkasnya. (dez/adv)