SAMARINDA – Penyesalan yang menyesak di dada Hasan (56) akibat berpulangnya sang istri, Ica (49), hingga kini tak pernah bisa hilang. Bagaimana tidak, niat awal mengupayakan pengobatan terbaik bagi istrinya agar bisa sembuh, justru berujung kisah tragis.
Ica meninggal dunia sebelum sempat mendapat penanganan dari rumah sakit.
Dalam kesehariannya Ica berjualan sayur di Pasar Sangatta Selatan. Rutinitas itu tiba-tiba berhenti, kala Ica didiagnosa memiliki kista di salah satu bagian tubuhnya. Karena berobat menggunakan fasilitas BPJS KIS, Ica mendatangi RSUD Kudungga Sangatta sebagai fasilitas kesehatan rujukan di Kutai Timur.
Dua kali diopname di tempat itu, tanggal 27-31 Juli dan 3-8 Agustus 2022, kondisi Ica malah makin nge-drop. Informasi yang didapat bahkan menyebutkan, ada 2 kista bersarang di tubuh Ica.
Melihat tidak ada perkembangan, akhirnya pihak keluarga meminta agar Ica dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab Sjahranie (RSUD AWS) Samarinda. Piihak RSUD Kudungga mengeluarkan surat rujukan untuk berobat ke dokter spesialis onkologi ginekologi, di poli rawat jalan.
Hasan yang sehari-hari hanya berkebun, bertekad membawa istrinya berobat ke Samarinda dengan tujuan RSUD AWS, berbekal surat rujukan berobat tertanggal 10 Agustus 2022. Sesampainya di Samarinda sudah malam, akhirnya keduanya menginap di serambi Masjid Asysyifaau Linnaas RSUD AWS.
Kedatangan Hasan dan Ica, pada Selasa (9/8/2022) malam, dibenarkan Herman Ali, warga Tanjung Selor yang sudah 2 minggu tinggal di serambi masjid, menemani istrinya yang berobat jalan akibat kanker. “Kondisinya (Ica) sudah lemah sekali ibu itu, dan muntah-muntah juga,” ungkap Herman.
Rabu
(10/8/2022) pagi, berbekal surat rujukan tadi, Hasan mengurus administrasi pendaftaran ke poli berobat jalan dan berhasil bertemu dokter spesialis. “Saat ketemu dokternya tidak diapa-apain hanya diminta kembali 2 minggu lagi. Obat pun sama sekali tidak diberi,” kata Hasan dengan lirih.
Dengan perasaan berkecamuk, Hasan lantas membawa istrinya ke serambi masjid untuk istirahat. Dua hari berlalu, Hasan dan Ica tetap tinggal di serambi masjid. Pada Jumat (12/8/2022) pagi, kondisi Ica makin lemah. Dengan sisa tenaga yang ada, dia sempat meminta minum pada sang suami.
Namun karena waktunya bersamaan dengan ikamah salat subuh, Hasan meminta istrinya bersabar, dan baru akan dicarikan air hangat selepas salat. Selepas salat subuh, Hasan mendatangi istrinya yang tinggal sendirian, sebab keluarga pasien lain sudah berpindah tempat, karena tempat dimana mereka bermalam akan digunakan untuk Salat Jumat.
Dengan maksud akan memindahkan istrinya ke tempat yang telah disiapkan pihak masjid, Hasan lantas memapah Ica tapi tiba-tiba istrinya lemas hingga terjatuh. Di tengah kepanikan itulah, Hasan sempat meminta bantu marbot masjid mengangkat istrinya dan mencari kursi roda, tapi tidak ada. Mereka akhirnya menggunakan brangkar membawa Ica ke poli rawat jalan. Ternyata Allah berkehendak lain. Saat tiba di UGD, Ica telah dipanggil Sang Khalik. (mun)