Catatan Rizal Effendi
PERINGATAN Hari Jadi ke-69 Kabupaten Berau dan hari jadi ke-212 Kota Tanjung Redeb di Lapangan Graha Pemuda, Kamis (15/9) lalu berlangsung meriah. Juga penuh warna dan makna. Bupati Berau Hj Sri Juniarsih, MAS dan wakilnya H Gamalis, SE tampak bahagia. Apalagi sejumlah tokoh bisa hadir. Selain Forkompida, pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat, juga datang mantan bupati Berau Drs H Makmur HAPK, MM, mantan bupati pengganti H Agus Tantomo, S.Tek, M.Bus dan Sultan Gunung Tabur Adji Bahrul Hadie Chalifatullah, SH.
Dan ini peringatan hari jadi pertama secara terbuka setelah dua tahun ditiadakan lantaran wabah Covid-19. “Ya kita patut bersyukur, peringatan hari jadi tahun ini bisa kita rayakan semarak dan meriah,” kata Bupati. “Semoga dengan semangat hari jadi, masyarakat Bumi Batiwakal tambah hebat, kuat, dan jaya,” kata Gamalis menimpali.
Setelah Bupati Sri Juniarsih memimpin upacara resmi, undangan disuguhi berbagai atraksi budaya. Ada tarian dari suku Dayak sampai tarian adat Berau, yang menggambarkan keragaman budaya etnik di daerah ini. Semuanya dari Sanggar Bulu Pettung.
Selain itu ada juga pemotongan “Puncak Rasul” semacam kue ultah, yang dilakukan Bupati dan potongan pertama diserahkan kepada Makmur, yang pernah menjadi bupati Berau dua periode, 2005–2015. Makmur termasuk salah satu bupati yang sukses membangun daerahnya. Warga Dayak Kombeng memberinya gelar “Boq,” seorang pemimpin besar. Sedang Kesultanan Gunung Tabur menyematkan gelar Raden Mas Pati.
Selesai upacara, juga dilaksanakan rapat paripurna istimewa DPRD Kabupaten Berau, yang dipimpin ketuanya Madri Pani, SE. “Mari sama-sama kita berbenah dan membangun Kabupaten Berau yang kita cintai ke arah yang lebih baik. Dan tentu semakin maju ke depannya,” katanya bersemangat.
Dalam rangkaian hari jadi, Dinas Pertanian Berau Minggu ini juga menggelar “Irau Manuntung Jukut,” yaitu pesta ikan bakar. “Sekalian juga untuk meningkatkan budaya makan ikan,” kata Kepala Dinas Perikanan Berau Dahniar Rahmawati.
Ada 400 petak disiapkan untuk tempat bakar ikan. Termasuk juga 18 tempat untuk penampungan ikan. Pesta ikan bakar hari jadi terakhir dilakukan tahun 2019, sebelum Covid. Ketika itu tidak kurang dari 18 ton ikan habis dibakar dan disantap warga.
Berau salah satu kabupaten di Kaltim yang dikenal masyarakat dunia. Selain kekayaannya yang luar biasa terutama dari tambang batu bara dan hasil alam lainnya, juga di sini terdapat gugusan pulau yang jadi habitat penyu (Chelonioidea). Namanya Pulau Derawan. Selain itu juga ada Maratua, Sangalaki, Samama, dan Kakaban.
Maratua yang indah lautnya seperti Maladewa, secara khusus dikembangkan menjadi objek pariwisata. Di situ sudah ada bandaranya. Pesawat Bu Susi (mantan menteri kelautan) rutin mendarat di sana, dua kali seminggu. Karena itu Gubernur Isran Noor menunjuk Dr Meiliana, mantan sekprov Kaltim menjadi ketua Tim Percepatan Pengembangan Maratua.
Apalagi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Maratua dimasukkan sebagai salah satu tempat kunjungan wisata peserta pertemuan G-20, yang berlangsung di Bali dalam waktu dekat ini.
Luas wilayah Berau hampir 37 ribu km2 dengan penduduk sekitar 238 ribu jiwa. Wilayahnya berbatasan dengan Tanjung Selor, ibukota Provinsi Kalimantan Utara. Karena itu ada terdengar keinginan Kaltara untuk mengajak Berau bergabung. Baik dilihat dari kedekatan wilayah maupun sejarah kerajaan terutama Kesultanan Berau dan Kesultanan Bulungan.
Ketika pembentukan Kaltara, yang berproses sampai tahun 2012, sebenarnya Berau sudah pernah ditawari. Tapi Berau yang saat itu dipimpin Bupati Makmur tetap memilih Kaltim. Itu sebabnya untuk mencukupi persyaratan, lahirlah Kabupaten Tanah Tidung. Luas wilayahnya sekitar 4.800 km2 dengan jumlah penduduknya hanya sekitar 25 ribu jiwa.
Mengutip dari Sejarah Berau, penetapan kota Tanjung Redeb sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Berau adalah untuk mengenang pemerintahan Kesultanan Berau, yang didirikan sekitar abad ke-14. Pada tahun 1810, Sultan Alimuddin (Raja Alam) memindahkan pusat pemerintahannya ke Kampung Gayam, yang sekarang menjadi Kampung Bugis.
Perpindahan ke Kampung Bugis pada tanggal 25 September tahun 1810 itu, menjadi cikal bakal berdirinya kota Tanjung Redeb, yang kemudian diabadikan sebagai Hari Jadi Kota Tanjung Redeb.
Saya sudah lama tidak ke Berau. Padahal saya sangat kepingin makan gado-gado Bu Surati di Teluk Bayur. Gado-gadonya sangat enak, apalagi diberi udang galah goreng. Saya belum pernah ketemu di tempat lain, ada gado-gado pakai udang goreng. Konon keberadaan gado-gado itu sudah tiga generasi. Seusia dengan kegiatan tambang batu bara sejak zaman Belanda.
Saya dulu juga akrab dengan bupati ke-6 Berau, Drs H Arifin Saidi. Sering sama-sama main brigde. Baik di Berau maupun setelah Pak Arifin pindah ke Samarinda. Pak Arifin sangat menggilai bermain brigde. Di zaman Bupati Masdar Jhon saya pertama kali ke Talisayan. Sempat dihantam badai waktu itu. Saya juga akrab dengan Agus Tantomo, bupati ke-10. Kami sama-sama di Partai Nasdem.
Ketika pabrik kertas PT Kiani Kertas milik Bob Hasan diresmikan Presiden Soeharto tahun 1991 di desa Mangkajang, Kecamatan Sambaliung, saya sempat datang ke sana. Sayang pabrik kertas yang belakangan dibeli Prabowo Subianto itu, tak berhasil bangkit karena kesulitan bahan baku. Ribuan tenaga kerjanya terlunta-lunta. Padahal Kiani Kertas diharapkan ikut membangun ekonomi wilayah ini.
Sri Juniarsih menjadi bupati ke-11 Berau setelah memenangi Pilkada 2020. Dia meneruskan perjuangan suami pertamanya, H Muharram, S.Pd, MM yang menjadi bupati Berau sejak 2016. Ketika menjelang Pilkada periode kedua, Muharram meninggal dunia di RS Pertamina Balikpapan tanggal 22 September 2020, setelah terkena wabah Covid-19. Lalu Sri Juniarsih didaulat menggantikan almarhum sebagai calon bupati dan menang.
Wanita kelahiran Tanjung Redeb, 25 Juni 1976 ini telah menikah lagi dengan anggota Polri, Kombes Pol Edy Suswanto di Yogyakarta, pertengahan Maret lalu. “Alhamdulillah, sekarang saya bisa fokus memimpin daerah yang sangat saya cintai ini,” katanya saat itu. Pada peringatan hari jadi kemarin, Edy yang mengenakan baju adat daerah ikut mendampingi istrinya.
ADA 13 AGENDA
APBD Berau hampir sama dengan APBD Balikpapan. Mencapai Rp 2 triliun lebih. PAD-nya sekitar Rp 200 miliar lebih. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Berau secara nasional mencapai 3,69 persen. IPM-nya 75,20 persen dengan tingkat kemiskinan 5,88 persen. Tingkat pengangguran Berau 5,82 persen dan gini rasionya 0,377.
Bupati Sri Juniarsih mengatakan ada 13 agenda pembangunan di daerahnya, yang dia selaraskan dengan prioritas pembangunan Kaltim dan prioritas pembangunan nasional. Di antaranya, optimalisasi pemberdayaan masyarakat miskin, penataan dan peningkatan pelayanan pendidikan, kesehatan dan sosial, pengembangan pertanian, pariwisata dan ekonomi kreatif, peningkatan daya saing dan diversifikasi produk wisata serta peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya alam dan masyarakat desa.
Kehadiran Makmur dalam peringatan Hari Jadi ke-69 Kabupaten Berau dan ke-212 kota Tanjung Redeb, punya arti tersendiri. Makmur sekarang ini tengah digusur oleh partainya sendiri, Partai Golkar dari kursi ketua DPRD Kaltim.
Banyak pihak bersimpati dan memberikan dukungan moral kepada dia. Termasuk warga Berau. “Kami tidak terima sesepuh kami dipermainkan, apalagi yang kami tahu Pak Makmur tidak ada cacat dalam bertugas sebagai ketua DPRD Kaltim. Apalagi beliau peraih suara terbanyak pada Pemilu 2019,” kata Anwar, warga di Tanjung Redeb.
Makmur sendiri sempat memberikan keterangan kepada wartawan di sela peringatan. “Saya masih ketua DPRD Kaltim. Baik secara de facto maupun de jure. SK saya sampai 2024,” katanya. Ketika ditanya adanya pelantikan ketua baru di Hotel Mercure Samarinda? “Saya ngga tahu, yang pasti ada keputusan pengadilan. Pengadilan itu wakil Tuhan di dunia,” jawabnya.
Makmur kelahiran Batu-Batu, Kecamatan Gunung Tabur, 17 April 1958. Filosofi batu dan gunung menunjukkan sikap yang keras dan tidak mudah diruntuhkan. Orang yang menerjang dan mendakinya pasti tidak gampang. Dirgahayu Tanjung Redeb. Dirgahayu Kabupaten Berau.(*)
*) Rizal Effendi
– Wartawan senior Kaltim
– Wali Kota Balikpapan dua periode (2011-2021)