SAMARINDA – Event Bedug Sahur Ad Darul Aman benar-benar “menyala”. Ribuan warga Kelurahan Tani Aman memadati sepanjang Jalan Soekarno-Hatta, Senin (24/4) dini hari. Mereka rela bergadang demi menyaksikan penampilan para peserta yang menampilkan kreasi terbaiknya dalam parade bedug sahur.
Gelaran ini diikuti 14 peserta dari berbagai wilayah, meski sebelumnya direncanakan ada 20 tim yang mendaftar. Start dilakukan di halaman Masjid Ad Darul Aman, Kelurahan Tani Aman, Kecamatan Loa Janan Ilir, dan finish di Perumahan H. Saleh. Total hadiah yang diperebutkan mencapai lebih dari Rp10 juta.
“Kami tidak menyangka antusias warga Tani Aman luar biasa. Padahal event ini digagas secara dadakan oleh IRMA Ad Darul Aman bersama Pengurus Cabang DDI Tani Aman, Ikatan Alumni DDI Kaltim, Lembaga Amil Zakat DDI, serta Yayasan Pendidikan DDI Tani Aman,” ungkap M. Jafar, salah satu inisiator kegiatan.
Sebelum melakukan parade sejauh satu kilometer, seluruh peserta terlebih dahulu menampilkan kreasi mereka di hadapan dewan juri. Penampilan tersebut berupa gerobak hias, aransemen musik, lagu-lagu salawat, serta koreografi yang mencerminkan nilai-nilai Islami.
Tak hanya itu, kreativitas peserta juga membuat panitia dan penonton terpukau. Ada gerobak hias berbentuk miniatur masjid, replika mitos ular naga Putri Karang Melenu, hingga kuda sembrani. Semua dikemas dengan apik melalui paduan koreografi, lantunan salawat dan ayat-ayat suci Al-Qur’an, serta kostum peserta yang sopan dan menarik.
“Event bedug sahur seperti ini bukan sekadar hiburan. Selain untuk syiar Islam, tujuannya juga mendidik anak-anak muda Tani Aman agar mampu merealisasikan ide menjadi aksi nyata, belajar berorganisasi, membangun jejaring, serta sebagai latihan kepemimpinan,” ujar Ketua Panitia (nama belum dicantumkan).
Menariknya, dari seluruh peserta yang tampil, tidak satu pun berasal dari Kelurahan Tani Aman. Mayoritas peserta berasal dari Kecamatan Samarinda Seberang yang memang dikenal sebagai basis pemain bedug sahur, disusul Palaran, Samarinda Ilir, bahkan dua tim dari Kabupaten Kutai Kartanegara.
“Tani Aman memang sengaja tidak ikut tampil, karena panitia ingin proses penjurian berjalan fair dan tidak memihak,” tambah Jafar.
Usai seluruh peserta menyelesaikan atraksi dan konvoi, tim juri akhirnya menetapkan Tim Kopasus dari Desa Loa Duri, Kutai Kartanegara sebagai juara pertama. Sementara posisi runner-up diraih oleh Tim Padaelo Bershalawat dari Samarinda Seberang.
Sebagai informasi, tradisi bedug sahur adalah kebiasaan unik yang hanya ditemukan di Kota Samarinda. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh kelompok pemuda yang berkeliling permukiman sambil memainkan alat musik sederhana. Tujuannya untuk membangunkan warga muslim agar tidak melewatkan sahur sebelum berpuasa. Tradisi ini hanya berlangsung selama bulan Ramadan.
“Atas nama segenap tokoh masyarakat Kelurahan Tani Aman, saya mengapresiasi kerja keras anak-anak muda. Semoga tahun depan acaranya bisa lebih meriah lagi,” ujar H. Rahman, S.H., tokoh masyarakat Tani Aman dalam sambutannya di hadapan Plt Lurah Tani Aman dan perwakilan Polresta Samarinda. (rls)
Editor: Agus