KEHADIRAN perusahaan tambang batu bara milik Bayan Resources di Kecamatan Tabang Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Akhir pekan kemarin, Media Kaltim mengunjungi Tabang untuk melihat langsung kontribusi perusahaan tambang milik Dato Dr Low Tuck Kwong ini.
Salah satunya adalah mega proyek pembangunan jalan beraspal sepanjang 100 km yang menghubungkan Kabupaten Kukar dan Kutai Barat (Kubar). Tidak tanggung-tanggung, Bayan menganggarkan lebih dari 50 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk membangun jalan dari Desa Muara Ritan di Kukar sampai Desa Abid di Kutai Barat.
Di sepanjang jalan ini juga terdapat 7 jembatan. Salah satunya bernama Jembatan Belayan, yang menyeberangi Ritan, anak Sungai Belayan dengan panjang jembatan mencapai sekitar 1 km. Jembatan ini dibangun dengan konstruksi yang kokoh, dan mampu dilalui kendaraan berat sekalipun.
Kecamatan Tabang adalah kecamatan terjauh di Kukar, yang berbatasan dengan Kutai Timur (Kutim). Sebelum adanya jalan, akses menuju desa-desa di kecamatan ini dengan mengandalkan transportasi sungai.
General Affair Bayan Resources, H Syahbudin Noor Acang bercerita, sewaktu Bayan belum beroperasi di Tabang, masyarakat pedalaman membutuhkan waktu berhari-hari untuk bepergian ke kota membeli keperluan. Lantaran akses jalan hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki, dan sangat bergantung pada kondisi cuaca.
Ia tidak menampik bahwa Bayan membangun jalan karena memiliki kepentingan di situ. Namun Bayan melakukannya dengan sepenuh hati. Mereka membangun jalan beraspal selebar 6 meter, khusus untuk dilalui masyarakat umum di samping jalur tambang (hauling) yang mereka buat.
“Kami ingin masyarakat benar-benar bisa merasakan kehadiran kita,” ujar Syahbudin kepada Media Kaltim. Saat ini progress pembangunan jalan tersebut sudah mencapai 65 persen, dengan target rampung tahun ini.
Meski belum rampung, jalan tersebut telah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Tak hanya itu, perusahaan sawit juga memanfaatkan jalan tersebut untuk mengangkut hasil kebun mereka. Salah seorang warga Desa Buluq Sein, Risman, bahkan sempat mengira jalan lebar tersebut dibangun oleh pemerintah setempat. “Ternyata dibangun Bayan. Jalan ini sangat membantu kami. Kita sekarang kalau bepergian bisa dengan mudah,” kata pria yang sehari-hari berjualan sembako ini.
Di sepanjang jalan tersebut, Bayan juga membangun 19 tower telekomunikasi bekerjasama dengan Telkomsel. Nilai bangunannya mencapai Rp 1 miliar untuk setiap tower, dan biaya operasional yang ditanggung Bayan setiap tahunnya mencapai Rp 7 miliar. Keberadaan tower ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya saat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar anak sekolah yang terpaksa dilakukan secara daring saat pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. (bdu)