SAMARINDA – Memasuki tahapan kampanye, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Kalimantan Timur mengharapkan agar kampanye menjadi sarana edukasi politik. Hal tersebut disampaikan Galeh Akbar Tanjung, anggota Bawaslu Kaltim, menanggapi maraknya potensi kerawanan selama kampanye.
“Harapan kami, kampanye ini menjadi bagian dari edukasi politik kepada masyarakat. Karena kampanye ini merupakan pertarungan adu gagasan dan ide,” ujarnya.
Bawaslu juga menekankan bahwa kampanye adalah momen pertemuan antara calon pemimpin dan masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan agar setiap pasangan calon memanfaatkan kesempatan ini dengan menyapa masyarakat.
Tentunya, dialog langsung dan terbuka antara masyarakat dan calon pemimpin bisa menjadi pilihan yang realistis. Sehingga, setiap pasangan calon (paslon) dapat mengutarakan visi-misi serta program-program mereka untuk 5 tahun ke depan. Lebih dari itu, masyarakat juga perlu mempertanyakan gagasan-gagasan tersebut.
“Kampanye harus positif, jangan sampai saling menjatuhkan. Karena setiap pasangan memiliki tujuan yang sama, yaitu mencerdaskan masyarakat Kaltim,” tambahnya.
Sejauh ini, kedua pasangan calon dalam Pemilihan Gubernur Kaltim memiliki gagasan masing-masing. Isran-Hadi berpatokan pada “Kaltim Berdaulat Jilid 2,” sedangkan Rudy-Seno dengan “Menuju Kaltim Emas.” (Adv/Rul)
Pewarta: K. Irul Umam
Editor: Agus S