spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Bawaslu Gaet Mahasiswa Kaltim, Siap Kawal Pilkada Serentak 2024

SAMARINDA — Di tengah persiapan menjelang Pilkada Serentak 2024, peran mahasiswa kembali menjadi sorotan sebagai agen pengawasan partisipatif yang krusial dalam menjaga integritas demokrasi.

Kegiatan sosialisasi yang diadakan oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kalimantan Timur (Kaltim) di Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda pada Selasa (3/9/2024) lalu, menjadi momentum penting untuk menekankan kontribusi mahasiswa dalam mengawal proses pemilihan yang jujur, adil, dan berintegritas.

Suwardi Sagama, narasumber dari Pusat Studi Konstitusi, Demokrasi, dan Masyarakat, dalam presentasinya menekankan bahwa mahasiswa memiliki peran strategis sebagai jembatan antara masyarakat dan pemerintah.

“Mahasiswa bukan hanya agen perubahan, tetapi juga penghubung yang mampu mengkomunikasikan aspirasi masyarakat kepada pihak berwenang. Dalam konteks Pilkada 2024, peran ini menjadi sangat vital,” ujar Suwardi

Suwardi juga menjelaskan bahwa mahasiswa memiliki tanggung jawab moral untuk mengawasi setiap tahapan pemilihan kepala daerah, memastikan bahwa proses berjalan sesuai dengan prinsip keadilan dan kejujuran.

“Pemahaman mendalam tentang perbedaan antara pemilihan kepala daerah dan pemilu nasional, sangat penting bagi mahasiswa untuk menjalankan peran ini dengan efektif,” tambahnya.

Selma Mela Elyani, seorang mahasiswa Hubungan Internasional, juga berbagi pandangannya mengenai pentingnya peran mahasiswa.

“Mahasiswa memiliki kemampuan intelektual yang memungkinkan mereka untuk memahami isu-isu kompleks terkait demokrasi dan pemilu. Dengan menggunakan teknologi dan platform digital, mahasiswa dapat mengedukasi masyarakat, menyebarkan informasi yang akurat, dan mencegah penyebaran hoaks,” ungkap Selma.

Menurutnya, mahasiswa juga harus berkolaborasi secara kolektif, untuk mengawal transparansi proses pemilihan. Memastikan bahwa setiap tahap pemilihan, mulai dari persiapan hingga pengumuman hasil, berjalan dengan transparan dan bebas dari intervensi politis.

Meski demikian, Selma mengakui bahwa ada tantangan besar yang dihadapi mahasiswa sebagai agen pengawasan.

“Akses informasi yang terbatas sering kali menjadi penghalang bagi mahasiswa dalam menjalankan peran pengawasan. Selain itu, risiko intimidasi atau ancaman keamanan bisa menjadi tantangan serius, terutama bagi mahasiswa yang secara kritis mengawasi jalannya proses politik,” jelasnya.

Meski menghadapi berbagai tantangan, Selma tetap optimis bahwa mahasiswa dapat memberikan kontribusi nyata dalam memastikan pemilihan yang bersih dan berintegritas di tahun 2024.

Dengan gerakan kolektif yang terorganisir, mahasiswa dapat menjadi kekuatan signifikan dalam mengawal proses demokrasi, memastikan bahwa hak-hak masyarakat terjamin, dan bahwa hasil pemilihan mencerminkan kehendak rakyat.

Pewarta : Noor Maulida
Editor : Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti