JAKARTA – Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa mengatakan ekosistem ketahanan pangan perlu dibangun di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Kita perlu membangun ekosistem ketahanan pangan di IKN, mumpung IKN ini baru mulai dari nol,” katanya dalam Simposium bertajuk Memperkuat Ekosistem Pertanian Berkelanjutan untuk Mendukung Ketahanan Pangan IKN dan Kaltim yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (11/7/2023).
I Gusti menambahkan pembangunan ekosistem ketahanan pangan di IKN harus dilakukan dengan matang, seperti halnya penataan pasar tradisional, induk, hingga modern yang perlu ditata dengan baik.
Ia menyebutkan penataan pasar yang baik, juga akan memenuhi kebutuhan harian sekitar 1,9 juta jiwa calon penghuni IKN dengan baik.
“Grand design tata wilayahnya ada, sehingga kalau pasar tertata, memantau harganya gampang, ini yang kita maksud ketahanan pangan secara komprehensif,” ujarnya.
Ia menyarankan agar IKN mencontoh Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dalam menjaga ketahanan pangannya.
Menurut dia keadaan IKN yang hanya memiliki lahan sekitar 25 ribu hektare sebagai lahan produksi pangan, mirip seperti DKI Jakarta yang hampir tidak memiliki produksi pangan.
“Meskipun DKI Jakarta tidak memiliki produksi, tapi ketahanan pangannya bagus, karena mampu mengambil dari daerah lain yang surplus,” tuturnya.
Selain itu, sambungnya, ketahanan pangan di IKN juga akan mempengaruhi tingkat inflasi secara nasional. Sebagaimana DKI Jakarta yang memiliki andil inflasi sebanyak 27 persen untuk nasional.
“Jika IKN memiliki cadangan pangan yang kuat, maka harga akan stabil,” sambungnya.
Oleh karena itu, dia menambahkan, kerja sama antar daerah akan sangat berguna demi menjaga ketahanan pangan di IKN. (Ant/MK)
Oleh : Sean Filo Muhamad
Editor : Nurul Aulia Badar