Beranda NASIONAL Banjir Landa Kabupaten Banjar dan Tanah Laut, Tarparah dalam Sejarah, Ribuan Rumah...

Banjir Landa Kabupaten Banjar dan Tanah Laut, Tarparah dalam Sejarah, Ribuan Rumah Terdampak, Genangan Capai 3 Meter

0
Banjir di sejumlah kabupaten kota di Kalsel membuat aktivitas warga lumpuh. Foto: istimewa

BANJAR – Bencana banjir melanda Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel). Bahkan disebut-sebut bencana kali ini sebagai banjir terburuk dalam sejarah. Hujan yang terus mengguyur secara merata di Kalsel telah menyebabkan banjir di beberapa kabupaten dan kota semakin parah dengan ketinggian air mencapai 2 hingga 3 meter.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel Mujiyat mengatakan, Rabu (13/1), banjir terparah terjadi di dua kabupaten yaitu Banjar dan Tanah Laut. “Sejak tadi malam hingga sepanjang siang hari ini hujan masih mengguyur dengan intensitas cukup tinggi, sehingga debit air tak menyurut bahkan terus meninggi,” kata dia di Martapura, Kamis (14/1) kepada wartawan.

Ribuan rumah di 10 kecamatan terdampak banjir di Kabupaten Banjar kini terendam dengan ketinggian air bervariasi. Kecamatan Pengaron, salah satu yang terparah ketinggian airnya mencapai dua hingga tiga meter.

Mujiyat mengungkapkan seluruh tim SAR gabungan kini bahu membahu melakukan proses evakuasi warga. Dimana anak-anak, wanita dan lanjut usia jadi prioritas diselamatkan. “Kami ingatkan masyarakat agar mau dievakuasi karena kondisi banjir saat ini belum ada tanda-tanda surut lantaran hujan yang terus terjadi,” tegasnya.

Mujiyat menyampaikan, banjir tahun ini menjadi yang terparah sejak puluhan tahun terakhir. “Saya tinggal di Kompleks Handil Bakti (Barito Kuala), selama 25 tahun tidak pernah halaman saya terendam. Tapi hari ini (kemarin) terendam,” katanya.

Selain Banjar, daerah lain yang diterjang banjir adalah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Tanah Laut, Banjarbaru, Banjarmasin, Tapin, Tabalong, Balangan, dan Batola. Namun, kata Mujiyat, banjir terparah berada di HST. Sebab, di sana air naik secara mendadak hingga merendam kantor bupati. “Ketinggian air di sana sampai pinggang orang dewasa,” ujarnya. Berdasarkan data yang dihimpun BPBD Kalsel, ada 70 ribu masyarakat Banua yang terdampak musibah ini.

Sementara itu, mobilitas Martapura dan sekitarnya juga terhambat. Kantor-kantor pemerintahan tutup. Jembatan ambruk di Kiram. Pasar Martapura terendam. Rumah warga ada yang hanyut. Harta benda sulit diselamatkan.

Selain itu, banyak laporan bahwa tambak ikan rusak, keramba apung hanyut. RSUD Ratu Zalecha Martapura menampung korban banjir yang diserang binatang berbisa. Ribuan masyarakat mengungsi ke Masjid Al Karomah Martapura dan Stadion Demang Lehman atau aula kecamatan. Meninggalkan rumah mencari perlindungan karena tinggi air mencapai hampir 1 meter. Jalan provinsi di Martapura Lama atau Kertak Baru ikut terendam.

Evakuasi ribuan warga hanya bisa menggunakan kendaraan berdimensi besar dengan ground clearance tinggi. Hilir mudik truk dan kendaraan khusus off road mengangkut masyarakat korban banjir. Penerangan sejak kemarin malam sudah diputus PLN dan layanan air bersih terhenti swedangkan jaringan internet terganggu.

Banjir melanda Kecamatan Pengaron, Simpang Empat, Mataraman, Astambul, Karang Intan, Martapura Kota, Martapura Timur, Martapura Barat, Gambut, dan Sungai Tabuk. Banjir merendam rumah penduduk lebih lama dari biasanya.

Sebagian pemuda di tiap kampung memilih bertahan di rumah lantai dua atau atap masjid. Mendirikan tenda di atas rumah ibadah untuk menjaga kampungnya dari kejahatan pencurian.

Mereka bertahan dalam keadaan lapar dan haus. Logistik makanan jadi sudah tidak bisa lagi dikirim, sulit ditembus relawan. Contohnya Desa Pekauman. Air merendam rumah setinggi 60 sentimeter lebih. “Orang tua dan anak-anak diungsikan ke tempat aman. Kami yang muda bertahan, buat tenda dari terpal di atap masjid supaya tidak kehujanan,” kata Muhammad Sairi, warga Pekauman Dalam, kemarin.

Banjir juga turut menelan korban jiwa. Seorang balita perempuan berusia 3 tahun meninggal dunia. Dia diduga hanyut di parit ketika banjir menggenangi Jalan Sukamara, RT 02 RW 02, Kelurahan Landasan Ulin Utara, Banjarbaru sekitar pukul 10.30 Wita. “Saat ditemukan, kondisi balita itu sangat lemas. Lalu dibawa ke rumah sakit. Namun nyawanya tak berhasil diselamatkan,” kata Kapolsek Banjarbaru Barat, Andri Hutagalung. (red)

[irp]

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Exit mobile version