TENGGARONG – Pemkab Kutai Kartanegara segera membangun infrastruktur pertanian seperti jaringan irigasi yang terintegrasi, jalan tani, embung, dan pintu air. Duit puluhan miliar rupiah disiapkan untuk mewujudkan rencana tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan usaha pertanian.
Kepada kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com, Jumat, 1 April 2022, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar, Sutikno, mengatakan, semua infrastruktur tersebut bakal dibangun di 5 kawasan pertanian terpadu di 6 kecamatan berbeda di Kukar. Keenam kecamatan yakni Tenggarong, Tenggarong Seberang, Loa Kulu, Sebulu, Muara Kaman, dan Marangkayu.
Di Sebulu dan Muara Kaman, sebagian dari infrastruktur itu dibangun di 6 desa yakni Sumber Sari, Manunggal Jaya, Cipare Makmur, Sido Mukti, Panca Jaya, dan Bunga Jadi. Luas pertaniannya mencapai 1.520 hektare. Sedangkan di Tenggarong dan Loa Kulu, infrastruktur dibangun di Bukit Biru, Jahab, Jembayan, Sumber Sari, Sepakat, Ponoragan, dan Rempanga. Luas lahannya 1.216 hektare. Di Marangkayu dibangun di Santan Ulu, Semangko, dan Sebuntal dengan luas 1.082 hektare.
Adapun di Tenggarong Seberang, ada dua kawasan pertanian terpadu yang bakal dibangun infrastruktur. Kawasan pertama berada di 8 desa yaitu Bangun Rejo, Karang Tunggal, Manunggal Jaya, Bukit Raya, Loa Lepu, Teluk Dalam, Loa Ulung, dan Embalut. Luas lahannya sekitar 1.650 hektare. Kawasan kedua yaitu Kertabuana, Buana Jaya, Bukit Pariaman, Sukamaju, dan Separi dengan luas lahan 2.160 hektare.
Total luas lahan pertanian terpadu di Kukar adalah 7.628 hektare. Adapun perincian infrastruktur yang dibangun terdiri dari lima embung, lima pintu air, dan jaringan irigasi sepanjang 2.082 meter. Khusus jaringan irigasi, dibangun di tiga kecamatan yaitu Loa Kulu sepanjang sekitar 915 meter, Sebulu sekitar 708 meter, dan Tenggarong sepanjang 459 meter. Dalam pembangunan ini, Pemkab Kukar akan menggelontorkan Rp 39 miliar. Seluruh infrastruktur direncanakan dibangun pada April ini.
“Membangun infrastruktur pertanian adalah program kerja utama pemkab,” jelas Sutikno.
Selain membangun infrastruktur, Pemkab Kukar juga berencana membuka lahan untuk membangun jalan usaha tani sepanjang 120 kilometer. Semua ini dilakukan, terang Sutikno, untuk menciptakan pertanian yang modern dan terintegrasi dari hulu sampai hilirnya. Dengan begitu, ketergantungan memanfaatkan sumber daya alam tak terbarukan sebagai pendapatan daerah bisa dikurangi. Pemkab menyadari, SDA bisa habis.
“Selama ini, akses jalan pertanian menjadi kesulitan utama bagi petani. Padahal, sektor bercocok tanam, beternak, dan perikanan, bakal menjadi primadona ke depan,” terangnya.
Sekretaris Distanak Kukar, Sya’rani, menambahkan, program memajukan industri pertanian ini akan berjalan selama 5 tahun dari 2021. Kawasan pertanian di Kecamatan Anggana atau Kecamatan Kota Bangun sebagai penyangga juga akan dimodernisasi.
“Seluruh pembiayaan pengembangan kawasannya akan menggunakan APBD yang diusulkan mulai 2021, 2022, dan seterusnya secara bertahap,” tutup Sya’rani. (kk)