BALIKPAPAN – Seekor ikan paus jenis sperma yang mati pada Jumat (27/9/2024) lalu di perairan Teritip, Balikpapan Timur akhirnya dikuburkan di tepi pantai, pada Minggu (29/9/2024).
Proses penguburan ini sedikit memakan waktu, mengingat harus menunggu air laut pasang agar bisa menarik bangkai ikan dengan bobot 40 ton dan panjang 15 meter tersebut hingga ke tepi pantai.
Pengawas Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Heri Seputro mengatakan, dalam proses penguburan bangkai ikan paus juga menggunakan alat berat berupa eskavator. Hal ini karena memang bangkai ikan yang sangat besar, dan prosesnya pun membutuhkan banyak tenaga manusia.
“Setelah mati pada hari Jumat itu kita belum bisa narik ke tepi pantai. Karena berat sekali. Jadi kita sampai Minggu dini hari sekitar pukul 02.00 Wita bersama-sama narik bangkainya saat air laut pasang,” ujarnya.
Heri menjelaskan, ikan paus tersebut mati karena diduga mengalami sonar yang rusak. Bahkan di sekitar badannya juga mengalami luka yang diduga terseret oleh terumbu karang.
“Bisa saja sonarnya rusak akibat gempa misalnya, atau ada kapal besar yang melintasi di atasnya. Faktor usia juga bisa,” jelasnya.
Sejumlah peneliti perikanan juga tiba di Balikpapan saat mengetahui adanya seekor ikan paus terdampar. Pasalnya, kejadian ini sangat langka terjadi diperairan Balikpapan.
Seperti diberitakan sebelumnya, seekor ikan paus sempat terdampar di pantai Teritip, Balikpapan Timur, pada Senin (23/9/2024) sekitar pukul 07.00 Wita.
Nelayan bersama Polisi Air, Dinas Perikanan dan sejumlah relawan berusaha menarik ke tengah laut. Namun, setelah beberapa jam ditarik, paus tersebut kembali ke tepi pantai lagi. Hingga Jumat sekitar pukul 09.00 Wita ditemukan sudah tak bernafas lagi.
Penulis: Aprianto
Editor: Nicha R