spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Bahas Penanganan Covid-19, Edukasi Pemilihan Obat, hingga Dorongan Wakil Rakyat Asal Kaltim

Permasalahan Covid-19 di Kalimantan Timur masih menjadi pembahasan hangat. Kondisi seluruh kabupaten/kota yang kini zona merah, menjadi perhatian seluruh pihak. Berbagai kebijakan dan upaya untuk penanganan Corona, terus dilakukan agar kasus aktif bisa diturunkan, angka kematian bisa ditekan, dan angka kesembuhan bisa ditingkatkan.

Oleh: Bambang, Bontang

Suasana kantor mediakaltim.com  di Jalan Gunung Kawi Bukit Sekatup Damai (BSD), Kelurahan Gunung Elai, tampak berbeda dari biasanya, Rabu (14/7/2021). Usai menggelar syukuran bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-1, media dengan tagline “Lebih Dekat dengan Satu Klik” menggelar podcast perdana dengan tema “Kaltim Memerah, Warga Mulai Gerah, Akankah Pejabat Menyerah ?”. Hadir sebagai pembicara, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, Muhammad Faisal sebagai Ketua Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kaltim, dan Letkol Arh Choirul Huda sebagai Wakil Ketua I Satgas Covid-19 Bontang.

Dipandu wartawati Media Kaltim, Annisa Hashifah sebagai moderator, selama podcast membahas tentang berbagai upaya, nasihat, saran, dan penyampaian penanganan Covid-19 di Benua Etam dari berbagai sudut pandang narasumber. Hetifah, sebagai anggota DPR RI daerah pemilihan (dapil) Kaltim mengaku prihatin dengan kondisi Kaltim saat ini yang berada di urutan ketujuh kasus terbanyak Corona di Indonesia. Bahkan kini, seluruh kabupaten/kota di Benua Etam, berstatus zona merah. “Meskipun begitu, pemerintah tidak boleh menyerah. Meskipun masyarakat sudah mulai gerah, namun tidak boleh juga cepat-cepat keluar rumah,” ungkapnya.

Di sisi lain, Hetifah juga prihatin terhadap cakupan vaksinasi Covid-19 di Kaltim yang masih rendah. Untuk itu, dirinya mendorong pemerintah pusat agar distribusi vaksinasi ke daerah bisa dipercepat. Belum lagi soal kekurangan tenaga kesehatan (nakes), menjadi jeritan bagi semua rumah sakit yang ada di Kaltim. Minimnya sarana informasi seperti ketersediaan kapasitas rumah sakit, obat-obatan, oksigen tabung, ambulans, donor darah plasma konvalesen, hingga vaksinasi, menjadi kritik Hetifah terhadap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim. “Kita harus punya roadmap yang jelas di daerah untuk penanganan Covid-19 ini. Hotline pengaduan juga harus diperbanyak,” sarannya.

Hal senada juga disampaikan Faisal. Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim itu menerangkan, dalam kurun waktu satu-dua minggu terakhir, kondisi statistik penambahan kasus Kaltim mengalami peningkatan yang signifikan, hingga mencapai 1.500 kasus dalam beberapa hari. “Pak Gubernur (Isran Noor) akhirnya menerapkan PPKM darurat untuk seluruh wilayah Kaltim, meski secara nasional hanya tiga kota di Kaltim yang ditunjuk melaksanakan PPKM darurat,” terangnya.

Sebagai Ketua PAFI Kaltim, Faisal juga mengimbau kepada warga Kaltim untuk tidak membeli obat secara sembarangan tanpa resep dari dokter. Selain itu, juga tidak membeli obat secara online, melainkan di apotek resmi, agar menghindari terjadinya penipuan yang saat ini marak terjadi. Minimnya edukasi masyarakat kata dia, juga membuat akhirnya banyak masyarakat yang percaya dengan ramuan yang dipercaya dapat menyembuhkan Covid-19. “Saran kami harus di bawah pengawasan dokter,” pintanya.

Sementara itu Letkol Arh Choirul Huda banyak memaparkan terkait upaya-upaya yang telah dilaksanakan Satgas Covid-19 Bontang dalam menangani kasus Corona di Kota Taman. Di antaranya menurunkan kasus aktif per hari, menekan angka kematian, dan menaikkan angka kesembuhan. Sejak 10-14 Juli ini kata Letkol Choirul, tren kasus Corona di Bontang perlahan menurun. Dari yang penambahan 201 kasus per hari, hingga turun ke 83 kasus per hari. Angka kesembuhan juga perlahan naik meski masih di bawah angka nasional dan provinsi.

Upaya lainnya, yakni membentuk garda isolasi mandiri (isoman) di setiap RT, membentuk posko kelurahan siaga, memasifkan patroli yustisi, menyekat jalan dan fasilitas umum lainnya, menambah ketersediaan ruang ICU di rumah sakit, hingga menyediakan safe house di Rusunawa Guntung untuk pasien gejala ringan dan isolasi mandiri (isoman). “Penanganan harus dari hulu hingga ke hilir,” sebutnya.

Pria yang juga menjabat Dandim 0908/BTG itu menjabarkan, ada tiga kunci keberhasilan penangaan Covid-19. Pertama keseriusan pemerintah dan satgas dalam menangani kasus, kedua sinergitas dengan seluruh stakeholder, dan terakhir adanya kesadaran dari masyarakat. “Saatnya kita menunjukkan bela negara, Kita berjuang dengan kemampuan yang kita miliki. Semua harus berempati, sehingga tidak membuat narasi-narasi yang kontra produktif,” pungkasnya. (bms)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti