SANGATTA- Pemerintah mencabut aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng. Peraturan HET minyak goreng dicabut dilakukan seiring terjadinya kelangkaan komoditas pangan tersebut di lapangan.
“Iya dicabut HET-nya per tanggal 16 kemarin,” kata kepala Disperindag Kutim, M Zaini kepada Media Kaltim, Kamis (17/3/2022).
“Jadi harga minyak goreng kemasan dibebaskan, tetapi untuk curah dibatasi Rp 14 ribu per liter artinya harga HET dialihkan ke minyak curah,” jelas dia.
Zaini menyebutkan, imbas dari pencabutan aturan tersebut maka harga minyak goreng kemasan premium di toko ritel melambung.
Aturan terbaru ini membuat Pemkab Kutim tidak bisa lagi mengintervensi harga minyak goreng. Sebab, kini harga minyak goreng dikembalikan ke masing-masing distributor.
“Ini ‘kan kebijakan pemerintah pusat dan akhirnya kembali ke pasar, kami jadi tidak punya instrumen untuk menekan atau mengintervensikan harga,” paparnya.
Zaini mengatakan, akibat adanya aturan pencabutan subsidi, maka operasi pasar (OP) dinilai tak efektif lagi, karena stok minyak goreng akan kembali membanjiri pasar. Dia juga memastikan Pemkab Kutim tidak bisa berbuat banyak untuk menyiasati pencabutan subsidi ini.
“Kalau kita mau gelar operasi pasar, apa yang mau dilakukan? Kan stok sudah banyak, tapi memang HET tidak ada. Jadi mau kita patok harga berapa? Sebetulnya kita sudah bicara dengan distributor minyak goreng, tadinya mereka siap membanjiri pasar dengan harga HET tapi ternyata ada perubahan kebijakan itu jadi batal (OP),” jelas Zaini.
“Karena (harga minyak goreng) sudah kembali mekanisme pasar ya susah. Karena kita sudah tidak bisa intervensi,” tutupnya. (ref)
